Banyuwangi - Kolektor dan juga konsultan pusaka (tosan aji) asal Banyuwangi, Ilham Triadi mengaku tidak surut untuk tetep mengoleksi benda pusaka peninggalan leluhur, meski di masa Pandemi Covid-19.
Pria 55 tahun yang tinggal di Perum Gedong Kertosari Residen Blok E-20 Kelurahan Kertosari itu sehari-hari menjadi pengajar di salah satu sekolah negeri di Banyuwangi.
Selain mengajar, dia juga menjadi pecinta tosan aji. Saat ini, koleksi benda pusakanya mencapai 500 biji. Pusaka yang dikoleksi Ilham beragam jenis mulai dari Keris, tombak, pedang dan juga pusaka lainnya.
Baca juga: Ratusan Pusaka Warisan Nusantara Dipamerkan di Festival Among Budaya Tosan Aji
"Saya ini suka dengan benda peninggalan leluhur seperti tosan aji. Sekarang yang saya punya jumlahnya kurang lebih sudah mencapai 500 pusaka. Itu semua berbeda-beda jenis dan ukuran," terang Ilham, Jumat (29/10/2021).
Ilham juga sering mengikuti pameran benda pusaka. Dalam pameran yang diikuti, bila ada yang ingin membeli pusaka miliknya, maka akan dilepas dan dijual.
"Saya dapat pusaka semua ini juga membeli. Jika ada yang mau beli, saya jual. Tapi ada juga yang tidak saya jual, karena koleksi pribadi," ucap Ilham.
Benda pusaka milik Ilham ada beberapa yang keramat dan mistis. Bahkan beberapa pusakanya membuat penghuni rumah dan tetangga Ilham ketakutan.
Baca juga: Jasa Cuci Pusaka di Jombang Kembali Banjir Orderan Setelah 2 Tahun Pandemi
Selain itu, suara aneh dan sosok bayangan sering muncul dari rumah Ilham. Namun selama mengoleksi benda pusaka itu, Ilham mengaku tidak pernah melihat, bahkan mendengar suara aneh.
"Istri dan anak saya sering mendengar dan melihat sosok makhluk halus, baik di dalam rumah maupun di pekarangan rumah. Tapi saya malah belum pernah sama sekali melihat, apa lagi mendengar suara aneh," jelas Ilham.
Menurut Ilham, pusaka koleksinya itu ada yang buatan baru dan beberapa lainnya asli dari zaman kerajaan.
"Jadi mungkin saja di pusaka itu ada khodamnya," ucap dia.
Baca juga: Mengenal Roni Siswanto, Kolektor Pusaka Kuno di Kota Probolinggo
"Penampakan yang sering dilihat macam-macam mas. Ada perempuan cantik, nampak juga orang berpakaian mirip biksu, gumpalan asap di atas rumah saya. Jadi cerita itu malah saya dengar dari tetangga dan istri saya. Saya malah sama sekali tidak pernah (melihatnya)," papar Ilham.
Ilham mengumpulkan benda-benda pusaka itu sejak 1988. Kesukaan itu limpahan dari kakeknya. Bahkan pada Tahun 2007, dia mendapat penghargaan "Penangguhan Pusaka" dari Keraton Surakarta.