Dongkrak Pariwisata Kemenparekraf Sosialisasi Buku Panduan CHSE

Rabu, 03 Nov 2021 17:59 WIB
Reporter :
Farizal Tito
Kemenparekraf mensosialisasikan buku panduan Protokol Kesehatan (Prokes) CHSE event.

Surabaya - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) mensosialisasikan buku panduan Protokol Kesehatan (Prokes) Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) even. Kegiatan digelar di hotel Majapahit, Rabu (3/11/2021).

Diluncurkannya buku panduan CHSE bagi penyelenggara event di masa pandemi tersebut sebagai upaya perbaikan dunia pariwisata untuk memulihkan ekonomi.

"Ini buku panduan ketika akan membuat event. SOP ini menjadi keharusan yang diikuti penyelenggara event agar kegiatan itu tetap mengutamakan protokol kesehatan," tutur Koordinator Strategi Daerah Kemenparekraf, Hafiz Agung Rivai di Surabaya, Rabu (3/11/2021).

Baca juga: Santri Digitalpreneur di Banyuwangi, Menparekraf: Potensi Ekrafnya Lengkap

Hafiz menjelaskan, CHSE ini memberikan sertifikat kepada pelaku dunia pariwisata, destinasi pariwisata, dan produk pariwisata lainnya.

"Melalui CHSE ini, kami memberikan jaminan kepada wisatawan terhadap pelaksanaan kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan," jelas Hafiz.

Terkait berlakunya buku panduan CHSE event pada daerah PPKM level 3, Hafiz memastikan jika penyelenggaraan event di wilayah yang berstatus PPKM level 3 tetap mengacu pada Inmendagri.

"Bukan berarti tidak boleh menyelenggarakan even, namun daerah PPKM level tiga boleh digelar secara online atau hybrid dengan mengacu pada Inmendagri. Sedangkan PPKM level satu boleh menyelenggarakan even secara live atau langsung," urainya.

Buku panduan prokes yang sudah ditetapkan sebagai standar operasional prosedur (SOP) ini menjadi angin segar bagi penyelenggara event seperti Jazz Gunung Indonesia dan Jember Fashion Carnaval (JFC).

Baca juga: Ribuan Pengunjung Terpukau Sajian Banyuwangi Ethno Carnival

Direktur Jazz Gunung Indonesia Bagas Indayatmo menambahkan, buku panduan CHSE even ini merupakan pegangan bagi penyelenggara event untuk menghindari resiko terciptanya klaster baru.

\

"Kami ini orang nekat, tapi berkat adanya buku ini kenekatan kita tidak sampai melampaui batas. Jadi even kami masih terselamatkan karena buku ini," katanya.

Bagas menceritakan, event Jazz Gunung Bromo yang dihelat pada 25 September 2021 lalu sukses terselenggara dengan zero insiden Covid-19 karena berpedoman pada buku panduan CHSE event.

"Semua yang terlibat dalam event mulai dari pemain sampai penonton saya pastikan telah menjalani vaksin semua, meskipun ada yang baru satu kali. Penonton juga dilakukan swab antigen sebelum masuk, bagi penyanyi dan pemain musik juga dilakukan swab PCR," jelasnya.

Baca juga: Festival Ronthek Pacitan Kembali Digelar, Ada Seniman Luar Negeri di Pembukaan

Selama dua minggu setelah event, lanjut Bagas, pihaknya tetap mamantau keadaan semua orang yang terlibat dalam pagelaran tersebut.

"Kami memastikan tidak terjadi klaster baru pada even Jazz Gunung Bromo dan alhamdulillah semua dalam keadaan baik-baik saja," ujarnya.

Sementara itu, Event Director Jember Fashion Carnaval (JFC) David Susilo mengungkapkan, dengan adanya buku panduan CHSE even ini maka pelaksanaan prokes dan batasan ketat menjadi keharusan.

"Buku panduan prokes CHSE event ini bisa mengoptimalkan peranan pemerintah daerah untuk mendorong kegiatan sehingga mendongkrak ekonomi pariwisata. Pemerintah daerah harus hadir, mendongkrak potensi ekonomi wisata,” ucap David.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler