Surabaya - Perjalanan mengharukan mengiringi perjalanan Adelita Vega, Mahasiswi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah (UM) Surabaya hingga dinyatakan lulus.
Pada hari ini, Sabtu (20/11/2021), Vega mendapatkan gelar sarjananya sesuai rapat senat terbuka UM Surabaya melalui Prosesi Wisuda ke-45 di kampus tersebut.
Vega mendapatkan gelar sarjana kedokteran dengan proses yang cukup berat. Puncak Covid-19 gelombang kedua mengakibatkan Vega dan kedua orangtuanya terpapar Covid-19. Bahkan hampir semua keluarganya dirawat di rumah sakit.
Baca juga: Kisah Inspiratif Aries Photo, Fotografer dan Konten Kreator asal Ponorogo
"Awalnya ibu saya yang terpapar Covid-19 pada Desember 2020. Saya membawa ibu ke rumah sakit dengan menggunakan APD. Beberapa hari setelah itu, saya dan ayah terkonfirmasi positif Covid-19" ungkap Vega.
Menurut Vega, saat itulah kondisi terberat dalam hidupnya. Karena selain harus memikirkan ayahnya yang sedang dirawat di ICU, dia harus memikirkan bagaimana kelanjutan skripsi yang sudah dalam proses penelitian.
Vega mengaku kondisi pandemi membuatnya sulit untuk melakukan penelitian. Ditambah lagi dirinya yang terpapar Covid-19, hingga masuk ruang ICU. Hal itu membuatnya ragu untuk menyelesaikan skripsi.
"Di ruang ICU saya kepikiran skripsi yang harus segera saya selesaikan. Sata mencoba mengerjakan skripsi semampunya. Perjuangan selama hampir empat tahun menjadi mahasiswa kedokteran bukanlah hal yang mudah. Karena itu saya ingin tetap menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. Dengan membawa dokumen-dokumen questioner, saya mencoba merekap dan menganalisis hasilnya," kenang Vega.
Baca juga: Belajar Kreatif di Balik Penjara, Siapkan Diri Kembali ke Masyarakat
Wisudawati asal Surabaya ini merasa beruntung. Sebab salah satu dokter yang merawatnya selama di rumah sakit adalah pembimbing skripsinya. Motivasi untuk menyelesaikan skripsi pun menjadi lebih besar, ditambah dukungan dari keluarga dan teman-temanya, hingga dia percaya diri bisa melewati perjuangan hebat tersebut.
Lebih lanjut Vega menceritakan, tepat dua minggu setelah keluar dari rumah sakit, dia mendapatkan jadwal untuk sidang skripsi. Vega menyebut bahwa perjuanganya di rumah sakit dengan segala keterbatasan terbalas tuntas dengan selesainya skripsi yang menjadi tanggungjawabnya selama ini.
"Tetap semangat untuk meraih cita-cita. Lika-liku kehidupan itu pasti ada, tapi aku tau kalian semua bakal bisa sampai ke titik yang nanti kalian inginkan. Ingat dan aku yakin perjuangan itu nggak ada yang sia-sia. Setelah kita berjuang kita hanya tinggal menunggu hari bahagia itu datang," turur Vega dengan rasa bangga.
Kisah perjuangan Vega itu mendapatkan banyak apresiasi, termasuk dari Rektor UM Surabaya, Sukadiono. Dalam sambutannya, Sukadiono menjelaskan perjuangan menjadi seorang dokter yang penuh dengan tantangan akan melahirkan dokter-dokter yang punya semangat juang tinggi.
Baca juga: Jalan Terjal Ukie Chandra, Pemuda Inspiratif asal Sidoarjo
"Saya yakin, Vega dan wisudawan-wisudawati lainnya memiliki proses yang panjang dan patut diapresiasi. Karena hingga saat ini mampu bertahan dan mendapatkan gelar sarjana," tambah Sukadiono.
Dia juga mengucapkan selamat kepada semua para wisudawan yang sedang mengikuti prosesi tersebut. Sukadiono mendoakan semua lulusan kampusnya bisa menjadi dokter yang kompeten.
"Semoga menjadi dokter yang memiliki kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Dokter Indonesia yang berwawasan global, beriman, berakhlak mulia serta berkepribadian Muhammadiyah. Juga menjadi teladan melalui dakwah Islam amar makruf nahi munkar sesuai dengan tujuan dari FK UM Surabaya," tandas Sukadiono.