Probolinggo - Masyarakat Dusun Lajuk, Desa Ngepoh, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo terpaksa menutup jalan rusak di daerahnya menggunakan pasir uruk.
Dana desa untuk memperbaiki jalan penghubung menuju Kota Probolinggo tersebut tidak tersedia.
"Soalnya, jalan ini rusak pada akhir tahun. Jadi secara otomatis anggaran dana desa tidak tersedia," kata Pj Kades Ngepoh, Yogi Irwan Pamungkas, Selasa (30/11/2021).
Baca juga: Tanggapi Protes Warga Senden, Pemkab Trenggalek Siapkan Dana Rp1 M
Sehingga, untuk memperbaiki jalan rusak itu, pemerintah desa bersama warga menutup kubangan dengan pasir uruk secara gotong royong.
"Anggaran untuk pasir uruk diproleh dari salah warga di desa ini. Yang terpenting jalan rusak ini bisa diperbaiki dan tidak sampai menelan korban," ujarnya.
Yogi juga menjelaskan, untuk melakukan perbaikan jalan tersebut, pihaknya bersama warga akan melakukan Musyawarah Desa (Musdes) dalam perencanaan APBDes 2022.
Baca juga: Warga Trenggalek Protes Jalan Rusak: Selamat Datang di Wisata Jeglongan Sewu
"Kalau memang tersedia anggarannya, maka bisa dibangun tahun depan. Namun bila anggaran desa Tahun 2022 tidak memenuhi, bisa dilanjutkan pembangunnnya di 2023," ungkapnya.
Namun sebelum itu pihak Desa Ngepoh akan melakukan koordinasi dengan konsultasi dengan pihak Dinas PUPR Kabupaten Probolinggo terkait status jalan tersebut.
"Sebab kami tidak mengerti apakah itu jalan milik desa atau milik kabupaten," tambahnya.
Baca juga: Proyek Desa Mrawan Diduga Asal-asalan, DPRD Jember Sebut Penghianatan
Desa Ngepoh merupakan desa dari 253 lainnya di Kabupaten Probolinggo yang akan melangsungkan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak pada Februari 2022.
"Saya tegaskan aksi protes warga Selasa kemarin tidak ada indikasi politik pilkades. Namun itu murni aspirasi masyarakat karena benar-benar jalan tersebut rusak akibat dijadikan jalur alternatif kendaraan saat pembangunan Jembatan Kedungasem Kota Probolinggo beberapa bulan lalu," tandas Yogi.