Surabaya - Dalam rangka mengurangi penggunaan sampah plastik yang mencemari Sungai Brantas, Common Seas Indonesia meluncurkan popok yang bisa digunakan berkali-kali pada acara The First Affordable and Circular Diapers Program di Gedung PC Muslimat Nahdatul Ulama (NU), Rabu (1/12/2021).
Acara yang dihadiri Kedutaan Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste Owen Jenkins, menyerukan kepada semua perusahaan Inggris di Indonesia untuk membantu Common Seas Indonesia dalam segi finansial maupun dukungan operasional.
“Saya memuji Common Seas atas kerja mereka yang mengesankan untuk mengatasi polusi plastik bersama dengan masyarakat setempat, untuk menjaga Indonesia tetap indah dan melindungi kehidupan laut kita," ujar Owen Jenkins.
Baca juga: Sah Jadi Ketua Muslimat Kota Mojokerto, Ning Ita: Teguhkan Aswaja, Jaga NKRI
"Proyek-proyek mereka juga meningkatkan mata pencaharian di Jawa Timur. Ini merupakan solusi yang menguntungkan semua pihak, bagi kehidupan manusia dan laut," tambahnya.
Bekerja sama dengan Ibu-Ibu PC Muslimat NU, Common Seas tidak hanya memproduksi popok kain ramah lingkungan, juga berupaya untuk menghindari 29,2 juta popok sekali pakai. Sekaligus menciptakan lebih dari 100 pekerjaan, dan memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat dengan total 9 juta USD, melalui penghematan biaya dari menghindari pembelian popok.
Baca juga: Gubernur Khofifah Ajak Muslimat NU Sidoarjo Transformasi Digital Sektor UMKM
Chief Operating Officer Common Seas Indonesia, Celia Siura mengatakan, sungai Brantas adalah sumber kehidupan Jawa Timur, tetapi penuh dengan polusi terutama barang-barang plastik.
“Popok sekali pakai adalah barang yang sering saya temukan di Sungai Brantas. Diperlukan solusi yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut,” papar Celia.
“Kita semua bergantung pada sungai untuk kehidupan kita, jadi ada banyak permintaan untuk membuat segalanya lebih baik. Saya bangga menjadi bagian dari Common Seas Indonesia. Saya akan berusaha sebaik mungkin agar kami dapat memberikan dampak positif untuk Sungai Brantas dan masyarakat Indonesia," pungkasnya.
Reporter: Shella Shofiyannajah