Banyuwangi - Pasar tematik kreasi rakyat Banyuwangi kembali menggeliat, setelah sempat tidak beroperasi karena situasi pandemi Covid-19. Seperti di Desa Pendarungan, warga setempat membuat Festival Pasar Jenang, Kecamatan Kabat, Minggu (12/12/2021).
Pasar kuliner yang digagas pemuda desa setempat ini terletak di wilayah kebun kelapa milik salah satu warga setempat. Aneka jenis jenang (juga biasa dikenal bubur manis-red) dijajakan oleh warga setempat. Mulai dari jenang bendil, jenang waluh (labu), jenang sapar, jenang sumsum, jenang procot, maupun jenang nangka. Semua bisa ditemukan di kawasan tersebut.
"Pasar rakyat ini suasananya enak. Berada di kebun kelapa yang bersebelahan dengan sungai. Suasananya sejuk dan rindang," kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sambil mencicipi jenang procot saat berkeliling melihat stan-stan.
Baca juga: Ribuan Nahdliyin Banyuwangi Hadiri Resepsi Puncak 1 Abad NU di Sidoarjo
Dia mengatakan dengan dibukanya kembali pasar tematik ini, diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif pengungkit pemulihan ekonomi masyarakat.
Meski baru pertama kali dibuka, pusat kuliner tradisional ini mendapat animo dari warga. Warga desa berbondong-bondong ke kawasan tersebut untuk membeli aneka junis bubuk, maupun aneka makanan khas Banyuwangi.
Momen ini juga dimanfaatkan Ipuk untuk berbelanja bermacam kue karena bertepatan dengan Hari Belanja UMKM dan Pasar Tradisional di setiap tanggal tanggal cantik (12.12).
"Kalau biasanya di belanja tanggal cantik sebelum-sebelumnya saya belanja di pasar atau warung-warung, bulan ini saya sengaja ingin belanja di pasar tematik kreasi rakyat seperti di sini," kata Ipuk.
Baca juga: Penampilan Ribuan Penari Gandrung Sewu Bikin Bulu Kuduk Merinding
Hari Belanja ke Pasar dan UMKM digelar setiap bulan di tanggal cantik. Gerakan ini mengajak seluruh ASN dan karyawan BUMN/BUMD terlibat di dalamnya. "Ini cara kami untuk menggerakkan perekonomian arus bawah," kata Ipuk.
Sementara itu, Kepala Desa Pendarungan, Adi Purwanto, menambahkan Festival Pasar Jenang ini sebenarnya rutin digelar setahun sekali. "Namun karena pandemi, tahun lalu tidak digelar. Kali ini kembali digelar dan dijadwalkan digelar dua minggu sekali," kata Adi.
Menurut Adi desa Pendarungan telah terkenal sebagai sentra jenang. Di desa ini banyak warga yang memproduksi berbagai jenis jenang.
Baca juga: BKN Apresiasi Digitalisasi Pelayanan Publik di Desa Sukojati Banyuwangi
“Ini sebagai cara kami untuk kembali menggiatkan ekonomi di desa. Ternyata banyak warga yang berminat kembali berjualan di kawasan ini. Kami kembali memfasilitasi dengan menggandeng pihak kecamatan.
Untuk mencegah penularan Covid-19, para pengunjung diwajibkan menggunakan masker di kawasan tersebut. “Ekonomi mulai jalan, tapi kami tetap berhati-hati terhadap penularan Covid-19. Jadi yang datang wajib bermasker, dan higienitas juga kami jaga,” kata Adi.