HIV/AIDS di Surabaya Tertinggi Se-Jatim, Pasien Didominasi Umur 20-29 Tahun

Senin, 17 Jan 2022 10:15 WIB
Reporter :
Ni'am Kurniawan
Anggota Komisi D DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono. (Foto: Dok. PSI)

Surabaya - Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mencatat, Kota Surabaya menjadi daerah dengan kasus baru HIV/AIDS tertinggi se-Jawa Timur pada tahun 2021.

Peringkat pertama diduduki Surabaya dengan kasus terbanyak hingga 323 pasien AIDS, disusul Kabupaten Banyuwangi 186, dan Jember sebanyak 174 pasien.

"Saya menilai bahwa Informasi dan sosialisasi terkait HIV/AIDS pada masa pandemi ini tidak berjalan dengan baik, terutama pendidikan seksual untuk anak-anak sekolah," ujar anggota Komisi D DPRD Surabaya Tjutjuk Supariono, Senin (17/1/2022).

Baca juga: 2 Penghargaan Otoda Diharapkan jadi Cambuk Pembangunan Surabaya

"Jangan lupa bahwa kita punya target Three Zero 2030, artinya tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian karena AIDS, dan tidak ada diskriminasi di tahun 2030," sambungnya.

Ia juga menambahkan, berdasarkan laporan Direktorat Jenderal (Ditjen) Program Pencegahan dan Pengendalian Oenyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI, selama pandemi Covid-19 tahun 2020, telah terdeteksi 50.626 kasus HIV/AIDS.

Tjutjuk juga menyebut, jika mayoritas pasien didominasi oleh umur 20-29 tahun. Sehingga penularan sudah terjadi pada masa remaja atau anak yang umurnya kurang dari 20 tahun.

Baca juga: DPRD Ingin Proyek Penanganan Banjir Surabaya Rampung Agustus 2024

\

"Miris melihat data ini, sebab mayoritas kasus ini terjadi pada anak-anak muda. Hal ini bisa dikatakan bahwa pendidikan seksual sejak dini kurang efektif dan juga kurang didukung oleh media massa, terutama terkait penggunaan kontrasepsi yang menyebabkan kebijakan kita menjadi tidak tegas dan terkesan abu-abu," imbuhnya.

Ia juga mengatakan, Pemkot Surabaya perlu melakukan inovasi dan melakukan aksi tanggap terhadap masalah itu.

Baca juga: Terima 2 Penghargaan dari Presiden, DPRD Surabaya Apresiasi Kinerja Pemkot

Ia meyakini, jika kerja keras ini dipikirkan dan dilakukan bersama akan semakin ringan dan capaian nol kasus HIV/AIDS di Surabaya bisa terkabul.

"Agar upaya pencegahan HIV berhasil, orang yang hidup dengan, atau berisiko infeksi HIV perlu memiliki akses alat pencegahan yang efektif, seperti akses kontrasepsi dan jarum suntik steril. Kemudian, saya juga minta agar pelaksanaan mobile VCT atau tes HIV pada populasi berisiko dapat digalakkan di tahun 2022, untuk menekan kasus HIV di Surabaya. Saya optimis di tahun 2022, Kota Surabaya bisa nol angka HIV selama ada kerja sama yang baik,” tandasnya.

Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler