Lamongan - Selain soto dan pecel lele, nasi boran menjadi salah satu kuliner khas Lamongan. Tak heran jika nasi boran kerap dijadikan menu hidangan untuk sajian dalam berbagai acara.
Seperti halnya yang dilakukan oleh klub fun football asal Lamongan Ideal FC. Manajemen klub tersebut memborong nasi boran untuk dihadirkan di Stadion Surajaya Lamongan saat mereka menggelar pertandingan persahabatan dengan klub asal Gresik LGR FC.
Salah satu pentolan Ideal FC, Aria Zunaidi Siregar mengatakan sudah menjadi kebiasaan klubnya menjamu tim tamu dengan menyuguhkan kuliner khas Lamongan. Selain kebutuhan konsumsi, tujuan lainnya adalah untuk memperkenalkan kuliner Lamongan kepada tim tamu.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
"Kebetulan tim tamu berasal dari luar Lamongan. Karena itu kita sajikan nasi boran khas Lamongan supaya mereka bisa merasakan kelezatan nasi boran," kata Aria Zunaidi.
Setelah bertanding Aria kemudian mempersilakan para pemain LGR FC Gresik untuk lebih dulu menikmati hidangan sego boran yang telah disiapkan. Dengan lahap para pemain LGR FC menyantap nasi boran khas Lamongan itu.
"Doyan banget, pedasnya pas. Mantul pokoknya. Saya bahkan sempat nambah," kata Yudi, stoper LGR FC.
Baca juga: Nikmatnya Dawet Jabung asal Ponorogo, Tapi Jangan Tarik Lepeknya
Sementara Narti (34) pedagang nasi boran mengaku jika sudah 3 kali ini mendapat pesanan dari klub sepak bola yang bertanding di Stadion Surajaya Lamongan.
"Alhamdulillah dagangan langsung habis jadi bisa pulang lebih sore. Saya juga ikut puas saat mereka makan dengan lahap masakan saya," ucap pedagang nasi boran asal Kecamatan Turi itu.
Menu nasi boran merupakan nasi campur dengan bumbu kental khas. Biasanya nasi boran memiliki pilihan lauk yang beragam mulai tahu, tempe, telur asin, ayam, jeroan, ikan bandeng, ikan gabus hingga ikan sili.
Baca juga: 7 Tempat Makan Legendaris di Surabaya yang Wajib Dicoba
Nasi boran identik dengan tempat nasi yang terbuat dari anyaman bambu. Biasanya nasi boran dijajakan secara keliling oleh pedagang setempat dengan cara digendong menggunakan selendang atau jarik.
Para pedagang nasi boran tersebut mudah kita jumpai saat kita melintas di jalan raya Kota Lamongan, terutama di pinggiran jalur utama pantura saat sore hari hingga malam hari.
Berkat upaya Pemkab Lamongan, kini nasi boran telah mendapatkan hak paten dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) sebagai kuliner milik Kabupaten Lamongan.