Ponorogo - Stok minyak goreng di Swalayan Luwes Ponorogo hanya tersisa minyak goreng tanpa subsidi. Pengelola toko modern ini menduga, untuk minyak goreng yang bersubsidi dibeli para tengkulak.
"Kami bertahap mengeluarkannya. Kalau ndak gitu langsung ludes," ujar Manager Area Swalayan Luwes Ponorogo, Eka Srilestari, Jumat (25/2/2022).
Eka menduga ada permainan tengkulak. Karena seringkali dia melihat satu orang membeli minyak goreng bersubsidi secara berulang di tokonya hingga akhirnya ditegur.
Baca juga: Keren, Polres Pacitan Produksi Minyak Goreng dari Kelapa untuk Dibagikan Gratis
"Kami menghindari tengkulak yang menimbun," tegas Eka.
Eka juga menduga bahwa para tengkulak berburu minyak goreng dengan harga Rp 14 ribu di toko-toko modern, lalu dijual kembali dengan harga Rp 22 ribu.
Baca juga: Khofifah Sebut 4 Ribu Ton Minyak Goreng Siap Didistribusikan Pekan ini
Dia pun berharap ada solusi dari pemerintah. Sebab memberlakukan satu KTP hanya dapat satu liter sangat susah. Apalagi pemberlakuan mencelupkan tinta seperti pemilu, juga tidak berhasil.
"Tinta pernah kami terapkan, tetap bisa balik lagi. Kan bisa dihapus dengan hand sanitizer. Beda dengan tinta pemilu," tambah Eka.
Baca juga: KPPU Minta Toko Modern Hentikan Praktik Penjualan Minyak Goreng Bersyarat
Sementara Divisi Supporting Hypermart, Slamet Priyadi mengaku banyak pembeli yang berulangkali membeli. Dari itulah pihaknya menerapkan sistem minimal harus membeli Rp 20 ribu barang lainnya baru dapat bisa membeli minyak goreng.
"Entah itu tengkulak atau memang panic buying. Tapi bolak-balik. Kami mengamati mereka membeli sampai tiga kali bolak-balik," jelas Slamet.