Bangkalan - Rektor Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Muh Syarif meminta ada metode revolusi pembelajaran di internal kampusnya yang fokus pada peningkatan skill dan kompetensi mahasiswa di lapangan.
Hal itu diungkapkan rektor dalam sambutannya dalam pelantikan Kepala Jurusan (Kajur), Sekretaris Jurusan (Sekjur) Kepala Prodi (Kaprodi) dan Kepala Lab (Ka Lab) Masa Bakti 2022-2026.
"Tantangan ke depan semakin berat untuk kampus, untuk mendapatkan kompetensi, peningkatan skill keterampilan dari lulusan. Tentunya tidak akan cukup. Jadi tidak hanya di kampus, tapi juga harus di society juga ke masyarakat," ujar Syarif kepada wartawan, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: Hari Santri Nasional di Jember, Dibarengi Pelantikan MWC dan NU Bangsalsari
Menurut Syarif, peningkatan skill mahasiswa harus menjadi fokus utama para dosen dalam mengajar. Peningkatan kompetensi akademik cukup di tempuh dalam 5 semester atau 85 SKS.
"Di UTM kita tekankan sudah jangan berfikir konvensional lagi, karena tantangan sudah besar," tegas dia.
Seperti halnya mahasiswa di Faksuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) yang implementasi keilmuannya lebih sering bersentuhan dengan masyarakat.
Baca juga: Kembali Dilantik jadi Anggota DPR RI, Syafiuddin Punya Target Khusus untuk Madura
"Saya contohkan lagi kalau anak sosiologi FISIP ya lab-nya jangan di kampus, tapi di luar, di masyarakat, di komunitas gitu. Itu contohnya seperti itu, karena dengan bukti jelas 5 semester itu kompetensi kurikulum sudah selesai," papar Syarif.
Contoh lainnya yaitu jurusan komunikasi atau jurnalistik yang aktivitasnya seringkali di lapangan dan bertatap muka dengan masyarakat.
"Saya contohkan (lagi) di komunikasi, ternyata anak komunikasi yang bidang jurnalis itu memang betul kompetensinya hanya lima semester untuk bidang teknisnya itu," katanya.
Baca juga: Machfud - Lita, Pasutri yang Dilantik DPR RI dari Partai Nasdem
Menanggapi penurunan Covid-19 di Indonesia yang semakin hari semakin menurun, Syarif sepakat bahwa ke depan perkuliahan di UTM akan mengikuti protokol kesehatan (prokes) yang ketat.
Mahasiswa yang ingin mengikuti belajar luring juga wajib tervaksin dosis dua dan mendapatkan pernyataan tertulis mengikuti perkuliahan dari orangtua. Dia juga menjamin seluruh pegawai dan dosen di UTM telah steril karena telah mengikuti vaksinasi booster atau vaksin dosis ketiga.
"Ini sudah mulai masuk ke endemi ya, sudah bukan pandemi, sehingga kita sudah dapat melaksanakan tugas dengan normal, termasuk perkuliahan tatap muka. Kita berharap kebijakan pemerintah, pelaksanaan kuliah tatap muka tetap jalan dengan protokol kesehatan tetap jalan, apalagi kita sudah vaksinasi booster," tandasnya.