Mojokerto - Mojotirto Festival mendapat apresiasi dari Asisten Deputi Pelayanan Publik MenPAN RB Diah Natalisa. Kegiatan ini merupakan peringatan Hari Air Sedunia serta sebagai bentuk rasa syukur atas tercukupinya kebutuhan air di Kota Mojokerto.
Apresiasi itu berkat adanya permainan tradisional didalam kegiatan Mojotirto Festival yang dimainkan oleh puluhan siswa. Selain itu ada juga prosesi umbul dungo dan kirab majapahitan yang digelar di Bantaran Sungai Ngotok, Jembatan Rejoto, Kecamatan Prajurit Kulon, Kota Mojokerto.
"Beragam hal tadi sudah kita saksikan, diawali dengan satu hal yang sangat menarik ya, permainan anak-anak yang mungkin selama ini udah jarang dilakukan oleh anak-anak kita. Saya kira ini adalah hal yang sangat pantas kami apresiasi," kata Diah, Selasa (22/3/2022).
Baca juga: Konsumen Setia Mojo Shop Fiesta Diganjar Hadiah Umrah
Ia menambahkan, dirinya juga mengajak untuk kembali memunculkan dan memainkan kearifan-kearifan lokal dengan permainan tradisional.
"Mari kita munculkan lagi kearifan-kearifan lokal dalam rangka juga biar anak-anak kita tidak sibuk hanya dengan gadgetnya saja, mengingatkan kembali ada hal-hal yang sangat positif, kebersamaan, mereka layaknya anak-anak yang memang perlu untuk memahami bagaimana sosial budaya kita," paparnya.
Dia juga bangga dengan semaraknya Mojotirto Festival karena kebersamaan dan keberagaman yang ditampilkan.
Baca juga: Digitalisasi dan Layanan Kesehatan Pemkot Mojokerto Raih Penghargaan
Mojotirto Festival juga disemarakkan tarian tradisional seperti Tari Bedoyo Putri Kusumo, Tari Jurit Sandi, Kirab Budaya Majapahit, Liang liong Ikan, festival kuliner dan juga unjuk kebolehan dari para atlet dayung Kota Mojokerto.
"Kami sangat berharap acara kita hari ini dapat membangkitkan semangat kita semua dapat membangkitkan semangat untuk berkolaborasi dan insya Allah nanti pada gilirannya juga meningkatkan pertumbuhan dari pada perekonomian kita, khususnya di Kota Mojokerto," harapnya.
Di tempat yang sama, Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memiliki visi menjadikan wilayah yang dipimpin menjadi Kota Pariwisata berbasis sejarah dan budaya serta Mojotirto Festival merupakan bentuk alkulturasi budaya di Kota Onde-onde.
Baca juga: Pemkot Mojokerto Raih Penghargaan Platinum untuk Kinerja dan Governansi Istimewa
"Ada beberapa kebudayaan yang ditampilkan dalam Mojotirto, ini kan bagian dari akulturasi budaya. Kita tahu di Kota Mojokerto ini ada klenteng hok sian kiong yang didirikan pada tahun 1823 itu menunjukkan bahwa di kota ini telah terjadi penyatuan budaya dari berbagai etnis dan juga dari berbagai negeri," terangnya.
Menurut Ning Ita sapaan akrab wali kota perempuan Mojokerto pertama itu, akulturasi budaya ini adalah sebuah aset yang sangat berharga.
"Dari enam agama, pemeluk agama yang ada di Kota Mojokerto semuanya hidup rukun berdampingan dan itu juga yang telah mengantarkan kita mendapatkan Harmony Award dari Kementerian Agama pada tahun 2020 lalu. Ini aset yang harus kita jaga sama-sama," tutup Ning Ita.