Surabaya - Potensi ekowisata hutan mangrove di Surabaya menjadi perhatian Tim Dosen Universitas Hayam Wuruk (UHW) Perbanas.
Setelah meninjau di Mangrove Medokan Ayu di Rungkut, Surabaya, mereka berinisiatif untuk kerja sama dengan kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat dalam rangka membuat promosi secara masif dan berkelanjutan lewat program Digital Lokal Market Ekowisata Mangrove Medokan Ayu.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) Dosen UHW Perbanas, Hariadi Yutanto menyampaikan, program digital marketing yang diterapkan dalam Ekowisata Mangrove ini diawali dengan pelatihan pengelolaan website dan media sosial. Kedua komponen itu jadi landasan mempromosikan beragam spot wisata yang bisa dinikmati para pengunjung.
Baca juga: Tim PDB Unitomo Surabaya Sukses Dampingi 2 Mitra Usaha Desa Sambibulu Sidoarjo
"Luarannya nanti, kita akan siapkan Digital Local Market Mangrove Application Network (MANGAN) berbasis android dengan target pasar masyarakat umum khususnya wilayah Surabaya," jelas Hariadi melalui siaran tertulisnya, Sabtu (26/3/2022).
Pihaknya bersama tim menawarkan solusi media sosial interaktif yang dikelola oleh tim Pokdarwis Kebun Raya Mangrove Medokan Ayu sebagai wadah untuk mengeksplor spot-spot wisata setempat agar semakin menarik wisatawan lebih banyak.
Adapun tim yang terlibat dalam kegiatan abdimas ini adalah Hariadi Yutanto, Ellen Theresia Sihotang, Diah Ekaningtyas, Kartika Marta Budiana dan Romi Ilham.
Baca juga: 4 Destinasi Wisata Desa di Lamongan untuk Healing Akhir Tahun
Sementara Ketua Pokdarwis Ekowisata Mangrove Medokan Ayu, Tamsir menyambut baik program yang ditawarkan tim UHW Perbanas. Dirinya ingin wisata yang dikelolanya kini semakin maju dan terkenal baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
Tamsir menyatakan, setelah status Pandemi Covid-19 turun level, Ekowisata Mangrove Medokan Ayu mulai ramai dikunjungi di akhir pekan. Titik wisata di sana yang ditawarkan adalah Bosem, Wahana Wisata Air, Perahu Wisata, Gazebo hingga spot foto.
Dirinya juga sudah berencana untuk menambahkan wisata baru yaitu perahu wisata yang menuju ke laut atau lebih populer dengan sebutan wisata bahari.
Baca juga: Dosen FEB Unair Kembangkan Ekowisata Halal di Desa Sugihwaras, Nganjuk
"Di sini, termasuk wisata gratis hanya membayar tiket parkir saja. Apabila pengunjung ingin berkontribusi, wisatawan bisa membeli dua bibit mangrove seharga lima ribu rupiah untuk ditanam. Pengunjung sudah bisa menikmati wahana yang tersedia di Ekowisata Mangrove," jelasnya.
Pihaknya berharap, generasi milenial bisa ikut mempromosikan Ekowisata Mangrove Medokan Ayu ke beranda media sosial.
"Jadi program Digital Marketing dari UHW Perbanas ini sangat pas untuk diterapkan di tempat wisata kami. Harapannya, ekonomi kreatif lokal kami bisa terangkat melalui program abdimas ini," harap Tamsir.