Gresik - Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai Gresik meluncurkan program Customs Visite Customer (CVC). Program ini sebagai langkah untuk meningkatkan pelayanan industri pengguna jasa. Sekaligus agar Bea Cukai Gresik bisa lebih dekat dengan perusahaan.
Bea Cukai Gresik mulai melakukan road show ke perusahaan-perusahaan mengenai program CVC. Seperti pada Selasa (29/3/2022), Bea Cukai Gresik mengunjungi perusahaan pengolah konsentrat tembaga PT Smelting di Jalan Roomo Meduran, Kecamatan Manyar.
Kunjungan kerja ke PT Smelting di pimpin Kepala Bea Cukai Gresik Bier Budy Kismulyanto, dan diikuti para pejabat Bea Cukai Gresik setingkat Kepala Seksi dan Kepala Sub Seksi (Kasubsie). Rombongan Bea Cukai Gresik diterima langsung Direktur PT Smelting Irjunawan P Radjamin. Turut hadir pula beberapa Manager PT Smelting yang selama ini kerap berhubungan dengan Bea Cukai.
Baca juga: Satpol PP dan Bea Cukai Gresik Sosialisasikan Rokok Ilegal pada Pekerja Seni
Dalam sambutannya, Bier Budy Kismulyanto mengungkapkan, kerja sama yang terjalin dengan PT Smelting sudah cukup baik selama menjadi mitra Bea Cukai Gresik. Perusahaan asal Jepang itu juga tidak pernah terkena sanksi atau melakukan pelanggaran kepabeanan.
"Salah satu tujuan dari CVC mendekatkan diri kepada pengguna jasa. Sekaligus pada kesempatan ini kami juga memberikan apresiasi kepada PT Smelting, karena selama ini menjadi perusahaan yang patuh," ujarnya.
Bier Budy menambahkan, fasilitas hanggar yang diberikan PT Smelting kepada Bea Cukai Gresik cukup baik. Hal ini tentu mendukung para petugas Bea Cukai di lapangan dalam melakukan pengawasan keluar masuk barang. Disamping itu, sistem digital yang sudah dikembangkan PT Smelting sekaligus memudahkan para personel Bea Cukai. Pemasangan kamera CCTV dengan kualitas gambar yang baik membuat kerja personel Bea Cukai yang ditugaskan di PT Smelting semakin cepat.
"Kami berharap melalui kegiatan CVC ini, motivasi, kritik dan saran dari pengguna jasa sangat penting. Terhadap upaya Bea Cukai Gresik untuk selalu memberikan pelayanan yang terbaik kepada seluruh pengguna jasa, serta dengan berdialog dan diskusi jika ada permasalahan agar dapat dicarikan solusinya," tandasnya.
Sementara itu, Direktur PT Smelting Irjuniawan P Radjamin menyebutkan bahwa saat ini kapasitas konsentrat tembaga yang diolah perusahaan mencapai 1 juta ton. Namun pada awal 2022, PT Smelting melakukan investasi untuk meningkatkan kapasitas menjadi 1,3 juta ton.
Baca juga: Petugas Gabungan Hentikan 2 Mobil Box Muatan Rokok Ilegal di Akses Suramadu
"Peningkatan kapasitas produksi kami ditargetkan rampung dalam waktu 2 tahun. Jadi pada awal 2024 sudah bisa komersial," ujarnya.
Wawan mengungkapkan, kontribusi yang cukup dirasakan perusahaan bermitra dengan Bea Cukai Gresik adalah penetapan sebagai kawasan berikat. Hal ini memiliki dampak positif luar biasa bagi perusahaan, terutama dalam menghadapi situasi pandemi.
"Dengan telah ditetapkannya bondet zone di perusahaan, kami bisa melakukan strategi efisiensi. Khususnya saat kemarin menghadapi pandemi dan saat eropa perang seperti sekarang," papar Wawan.
PT Smelting mengolah konsentrat tembaga hasil tambang PT Freeport Indonesia di Papua. PT Smelting mempunyai tiga pabrik. Terdiri atas pabrik peleburan (smelter), pabrik pemurnian (refinery), dan pabrik asam sulfat.
Baca juga: Penyeludupan Jutaan Batang Rokok Ilegal ke Surabaya, Rugikan Negara Rp1,2 M
Dengan pembangunan ekspansi pabrik kali ini, berarti PT Smelting telah empat kali melakukan peningkatan kapasitas produksi. Tahap pertama, kapasitas produksi katoda tembaga hanya 200.000 ton per tahun. Pada 2004, ekspansi pertama dilakukan dengan menambah kapasitas produksi katoda tembaga menjadi 255.000 ton per tahun. Berikutnya pada 2006, ditingkatkan lagi menjadi 270.000 ton. Ekspansi ketiga pada 2009, menjadi 300.000 ton per tahun.
“Pekerjaan ekspansi kali ini untuk manambah pabrik asam sulfat baru. Juga menaikkan kapasitas beberapa peralatan di smelter dan menambah jumlah sel elektrolisa di refinery,” tandasnya.
Kegiatan dilanjutkan dengan kunjungan lapangan. Di sana, personel Bea Cukai mendapatkan edukasi sekaligus melihat langsung proses bisnis di PT Smelting. Selain katoda tembaga sebagai produk utama, PT Smelting juga menghasilkan produk sampingan. Antara lain Sulfuric Acid sebagai bahan pupuk, Gypsum, Cooper Slag sebagai bahan pembuatan semen, Cooper Telluride sebagai bahan sollar cell, dan Anode Slime yang mempunyai kandungan perak serta emas.