Kediri - Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Gresik, Sidoarjo, Lamongan dan Mojokerto segera diantisipasi Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri.
Langkah antisipasi ini disiapkan DKPP agar kasus tersebut tak merebak di Kabupaten Kediri. Saat ini menurut Kabid Kesehatan Hewan (Keswan) Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Kediri, drh. Yuni di Kabupaten Kediri masih aman dari PMK.
Belum ada laporan yang masuk, maupun temuan di lapangan adanya hewan ternak yang diindikasi terkena penyakit mulut dan kuku tersebut.
Baca juga: Puluhan Sapi Dipaksa Berenang di Tepi Pelabuhan Dungkek Sumenep
"Hingga saat ini DKPP masih belum mendapatkan laporan adanya kasus PMK yang ditemukan di wilayah Kabupaten Kediri," kata Yuni, Minggu (8/5/2022).
Lebih lanjut menurut drh Yuni, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak terkait dengan adanya kasus PMK ini. Minggu depan, DKPP akan langsung melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada para peternak, pedagang hewan dan jagal.
Baca juga: Sembunyikan Sapi Curian, Dua Pria di Bangkalan Ditangkap Polisi
“Rencana mulai minggu depan ini akan kita lakukan KIE kepada peternak, pedagang hewan dan jagal,” tambahnya.
Yuni menegaskan, PMK ini bukanlah penyakit zoonosis atau penyakit yang bisa menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya. Untuk itu masyarakat diminta tak perlu khawatir.
Hanya saja peternak perlu memperhatikan jika ternak mereka mengalami demam tinggi, Hipervsalviasi dan berbusa, lepuh pada mulut dan lidah, luka pada kaki bahkan sampai kuku lepas, tidak mau makan, pincang, gemetar, nafas cepat. Karena penularan penyakit ini yang cepat.
Baca juga: Pemkab Bojonegoro Gelar Kontes dan Pameran Ternak 2023
Hewan yang rentan terkena wabah PMK ini adalah hewan berkuku genap seperti sapi, kambing, domba dan babi.
"Wabah ini membahayakan hewan ternak dan bisa mengakibatlan kematian. Namun tidak menular kepada manusia. Jadi tidak perlu khawatir," tegas Yuni. (ADV)