Lamongan - Arkeolog Dwi Cahyono menyebutkan, dulunya kawasan Lamongan teridentifikasi sebagai ibu kota Kerajaan Airlangga. Hal itu didukung dari banyaknya temuan prasasti. Pria yang juga dosen Universitas Negeri Malang itu sekaligus menjelaskan mengenai sistem pengairan kuno yang banyak ditemui di Lamongan bagian Selatan.
"Di Lamongan ditemukan lebih dari 20 buah prasasti dari masa Airlangga, baik itu yang masih utuh maupun yang sudah rusak," kata Dwi Cahyono saat menjadi pembicara pada sarasehan dan bedah buku Garudamukha yang berlangsung di ruang Gajahmada Pemkab Lamongan, Selasa (24/5/2022).
Diceritakan, salah satu prasasti yang disebut Pucungan ditemukan di Lamongan adalah saksi awal penobatan Airlangga sebagai raja. Pada masa sesudahnya pun, tandas Dwi, yaitu ketika Airlangga terdesak dan membuat pemerintahan dalam pelarian juga ditemukan di Lamongan. Yaitu melalui Situs Candi Patakan di Kecamatan Sambeng yang digunakan Airlangga sebagai Kedatuan.
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
"Sumber data yang besar yang tersebar di seluruh penjuru Lamongan mulai masa awal hingga akhir Airlangga ini menjadi petunjuk awal jika centrum aktivitas Airlangga sangat mungkin terjadi di Lamongan, lebih khususnya Lamongan bagian selatan," ujarnya.
Atas dasar arkeologis maupun jejak arsitektur berupa candi, maka tidak menutup kemungkinan tanah Lamongan adalah satu kawasan yang pernah menjadi salah satu ibu kota Kerajaan Airlangga.
"Sangat mungkin pula, ketika Prapanca menulis Arjunawiwaha itu ditulis di Kedatuan Kahuripan yang lokasinya ada di Lamongan bagian Selatan," lanjutnya.
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Bahkan tidak menutup kemungkinan pula, kedatuan utama ketika masa keemasan Airlangga yaitu masa Kahuripan berlokasi di sekitar Lamongan Selatan.
"Sangat mungkin juga, ibu kota Kerajaan Jenggala periode awal itu juga berada di Lamongan. Karena penguasa Jenggala merupakan keturunan selanjutnya dari Airlangga," papar Dwi.
Pemilihan Lamongan menjadi lokasi Airlangga, terang Dwi, karena wilayahnya yang strategis di masa lalu dengan kondisi geografisnya seperti perbukitan dan sungai-sungai.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
"Kajian geohistori semacam ini bisa dimanfaatkan sebagai referensi untuk pembangunan saat ini yang mengambil teladan masa lalu," imbuhnya.
Budayawan Lamongan Supriyo juga mengungkapkan banyak hal terkait penemuan jejak sejarah masa lalu selama ini. Banyak prasasti di Lamongan. Selain prasasti cane, ada juga prasasti Balawi tahun 1227, prasasti Lamongan, prasasti Biluluk dan banyak lagi prasasti-prasasti lainnya yang ditemukan.