Probolinggo - Proyek pembangunan jalan di RT 1 dan RT 2 RW 6, Kelurahan Sumber Wetan, Kecamatan Kedopok, Kota Probolinggo, menuai protes warga. Warga sempat adu mulut bahkan nyaris adu jotos dengan petugas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Probolinggo. Namun berhasil dicegah petugas keamanan.
Sadiono (46), warga setempat mengaku proyek sisi Utara rumahnya masih dikerjakan. Padahal saat pertemuan yang difasilitasi pihak kelurahan sebelumnya, proyek dihentikan alias tidak akan dilanjutkan menunggu persetujuan warga.
“Waktu pertemuan kedua, proyek akan dihentikan. Lah sekarang kok dikerjakan,” katanya, Rabu (8/6).
Baca juga: Pembangunan Ponpes Al Amin Mojokerto, Pjs Bupati Beri Pesan Soal Ini
Sadiono beserta warga yang lain menolak proyek karena merasa dicederai. Tidak ada angin dan hujan, tiba-tiba lahan milik warga dipasang patok. Bahkan ada tanaman warga dipotong dan dirobohkan.
“Lalu kami melapor ke kelurahan dan difasilitasi dengan pertemuan. Jangankan warga, ketua RT dan RW, pihak desa dan kecamatan saja tidak tahu kalau di sini ada proyek,” tandasnya.
Pertemuan dengan pihak kelurahan dan kecamatan dilakukan dua kali. Pertemuan kedua, disepakati proyek dihentikan sementara. Sadiono menyayangkan hal ini terjadi. Harusnya sebelum proyek dikerjakan, warga yang memiliki lahan di kanan-kiri sungai yang akan dibangun jalan diberitahu atau dikumpulkan di kelurahan.
Hal senada juga disampaikan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan setempat Lutfi. Disebutkan, sebagai komando dari proyek yang dimaksud, Kholik Kabid Perkim Pada Dinas PUPR.
“Yang menjaga proyek dan memaksa proyek tetap jalan, Pak Kholik. Padahal, informasi dari kelurahan dan kecamatan, dihentikan oleh PUPR,” ujarnya.
Baca juga: Debu Pembangunan Mess KPPN di Jember Dikeluhkan Warga, Ini Kata Lurah Kepatihan
Lutfi juga menyebut kalau ada seseorang yang masuk ke rumah warga pemilik lahan meminta tanda tangan persetujuan proyek. Saat ditanya proyek apa, Lutfi menjawab tidak jelas. Jangankan dirinya, lurah dan camat tidak menerima surat pemberitahuan kalau di wilayahnya ada proyek.
“Proyek tidak jelas. Kami tidak tahu. Papan namanya tidak ada. Yang turun Pak Kholik, Kabid Perkim. Saya, lurah dan camat tidak tahu dan kaget kalau ada proyek,” jelasnya.
Lutfi berharap wali kota lebih bijak terhadap ASN yang bersikap meresahkan warga. Ia tidak memungkiri, pada 2019 pernah mengajukan proyek di lokasi yang sama melalui musrembang (Musyawarah Rencana Pembangunan). Namun hingga kini belum dikabulkan pemkot.
“Kami tidak tahu kalau proyek ini, proyek yang pernah kami ajukan. Karena tidak ada pemberitahuan,” pungkasnya.
Baca juga: Warga Keluhkan Debu Pembangunan Mess Pegawai KPPN di Jember
Sementara itu, Lurah setempat Wisnu membenarkan kalau proyek yang sempat ditolak warga dihentikan sementara. Yang menyetop Kepala Dinas PUPR melalui Camat Kedopok. Ia juga berterus terang tidak mengetahui proyek yang dimaksud, termasuk camat.
“Yang menghentikan Bu Kadis. Enggak tahu sampai kapan. Mungkin setelah clean and clear,” tandasnya di lokasi proyek.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Sayekto Rini membenarkan, kalau di Kelurahan Sumber Wetan ada proyek perbaikan jalan lingkungan dan ada protes warga pada Selasa (7/6). Pihaknya saat ini masih melakukan identifikasi lokasi. Proyek dilaksanakan karena sebelumnya diusulkan warga.
“Nanti ada rapat lagi kok. Kalau warga tidak setuju atau menolak, ya tidak akan dilaksanakan,” katanya singkat.