Jombang - Musim haji tahun ini mendatangkan berkah tersendiri bagi perajin tasbih kayu gaharu. Pasalnya, permintaan tasbih dari kayu yang memiliki aroma khusus itu meningkat. Seperti dialami Fachrur Rochman, perajin tasbih kayu gaharu asal Desa Bawangan, Kecamatan Ploso, Jombang.
Menurut Rochman, permintaan tasbih berbahan kayu gaharu sedang mengalami peningkatan. Kenaikannya hingga 30 persen jika dibandingkan pada hari-hari biasa.
"Hari biasanya hanya sekitar 10 kodi sampai 15 kodi. Tapi sekarang naik 2 kali lipat sehari, bisa 30 kodi. Karena tasbih gaharu sangat diminati dan banyak di cari masyarakat untuk oleh-oleh dari Tanah Suci," ungkap Rochman, Sabtu (18/6/2022).
Baca juga: Anugerah Jurnalistik BPKH 2024 Berhadiah Rp180 juta, Simak Cara Daftarnya
Proses pembuatan tasbih kayu gaharu tidak rumit. Tahap awal, memilah bahan kayu gaharu untuk di buat tasbih. Kemudian dilakukan pemotongan terlebih dahulu. Selanjutnya dibentuk kotak seperti dadu dan dibor untuk memasang benang.
"Setelah itu baru diamplas hingga sampai bentuk bulat, dan dilakukan pengamplasan terakhir sampai berbentuk bahan tasbih yang mengkilap. Kemudian dilakukan perakitan tasbih dan tasbih dari kayu gaharu siap untuk dipasarkan," bebernya.
Baca juga: UUS Bank Jatim Dorong Gerakan Haji Muda
Harga tasbih kayu gaharu bervariasi. Mulai dari Rp5 ribu sampai Rp300 ribu per unit, tergantung ukurannya.
"Untuk pemasaran, kami jual secara online dan offline serta ke gerai atau toko. Lalu ke kolektor tasbih," tegasnya.
Baca juga: Manfaat Vaksinasi sebelum Ibadah Haji dan Umrah
Kendala dalam memproduksi tasbih gaharu dari segi bahan baku. Sebab kayu gaharu mulai susah dicari.
"Agak sulit bahan bakunya. Tapi ya banyak permintaan di musim haji ini, omzet penjualan kami meningkat," pungkasnya.