Surabaya - IPSM (Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat) Kelurahan Wonosari, Kecamatan Wonokusumo, menyerahkan kursi roda 3 dimensi kepada penderita kelumpuhan asal Surabaya Achmad Altofullatif. Kursi roda tersebut merupakan bantuan dari seseorang pemerhati masyarakat kurang mampu di Surabaya, Hason Sitorus.
Hingga kini, anak berusia 7 tahun itu tidak bisa berjalan. Bahkan tidak bisa melakukan aktivitas apapun, selain tidur dan makan. Kehidupan ekonomi keluarga Achmad Altofullatif juga cukup memprihatinkan. Mereka tinggal di sebuah bangunan berukuran 1,5 meter X 4 meter yang tak layak huni.
Selain minim ventilasi, rumah tersebut juga tak dilengkapi plafon. Sehingga kerap basah saat hujan deras mengguyur Kota Pahlawan. Begitu pula dengan kasur yang digunakan sebagai tempat tidur. Selain baunya menyengat, juga tidak dilapisi dengan sprei.
Baca juga: Program Padat Karya di Banyuwangi Sasar 2400 Warga Prasejahtera
Achmad Altofullatif tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adiknya yang berusia 3 tahun. Sang adik juga mengalami kelumpuhan. Kakak Achmad Altofullatif sudah meninggal dengan gejala penyakit sama, yakni lumpuh.
“Saya dagang kerupuk keliling kampung. Rumah saya sudah pernah didatangi Bu Rini (istri Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi). Saya sudah bilang minta tolong tinggal di rumah susun saja. Rumah saya ini terlalu sempit, kata orang-orang rumahnya nggak sehat,” jelas Samsuddin, ayah Achmad Altofullatif dalam siaran pers yang diterima redaksi, Senin (20/6/2022).
Menurut Samsudin, kedua anaknya sudah diperiksakan ke RS Dr Soewandi. Karena jaraknya yang sangat jauh, sementara Samsudin tidak memiliki kendaraan, tentu hal tersebut menyulitkan. Selain memakan biaya yang banyak jika harus naik kendaraan umum.
“Untuk biaya makan sehari-hari saja saya masih kekurangan,” ucapnya menahan tangis.
Baca juga: Warga Miskin di Lamongan Diklaim Berkurang 2,96 Ribu Jiwa
Samsudin merasa bersyukur anaknya sudah dibantu diberikan kursi roda.
“Terima kasih untuk bapak yang dermawan. Semoga rejeki bapak banyak,” sebutnya dengan suara menahan tangis.
Sementara itu, pemerhati keluarga kurang mampu di Surabaya, Hason Sitorus mengaku kegiatan sosial tersebut rutin dilakukannya. Sembari mengisi waktu masa pensiun menjadi PNS Pemkot Surabaya, dia juga menggandeng kolega-koleganya yang memiliki rasa kepedulian sama.
Baca juga: 3 Strategi Ampuh Bikin Angka Kemiskinan di Jatim Turun 0,56 Persen
“Sudah menjadi kewajiban bagi saya untuk selalu berbagi. Saya hanya bisa membantu sekadarnya saja kebutuhan warga Surabaya yang ekonominya sangat memprihatikan. Yang benar-benar butuh bantuan. Semoga bermanfaat,” terangnya.
Kegiatan sosial yang dilakukannya selalu menggandeng pemangku wilayah. Seperti pengurus kampung mulai tingkat RT, RW, kelurahan. Sebab pihaknya berkeinginan menanamkan rasa saling peduli sesama.
"Kami berharap dan menanamkan rasa saling peduli dalam bertetangga. Nah, paling tidak jika kami tidak bisa menolong secara langsung bisa segera diiformasikan kepada pengurus kampung. Jika ada baksos seperti ini paling tidak bisa meringankan sedikit beban mereka," imbuhnya.