jatimnow.com - Dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan, Indonesia dihadapkan pada beberapa tantangan seperti tantangan bentuk sosial, politik, dan ekonomi.
Keterlibatan sumber daya alam diproduksi untuk memenuhi kebutuhan dan kesejahteraan, serta eksploitasi sumber daya alam menjadi hal utama di era otonomi daerah.
Departemen Teknik Geomatika ITS akan menggelar GeoIcon (Geomatics International Conference) yang bertema Geospatial Technology for Mapping The Future: Human Civilization Development
Baca juga: Menteri ATR/BPN - PWNU Jatim Teken Kerja Sama Sertifikat Tanah Wakaf
Acara tahunan yang diikuti oleh 10 negara ini, menghadirkan pembicara utama yakni, Prof. Hasanuddin Z. Abidin Kepala Badan Informasi Geospasial Indonesia (BIG), Profesor ITB Indonesia di bidang Geodesi, Dan Nobuhiro Kishimoto Presiden & CEO Magellan System Japan Inc.
Hasanuddin menyampaikan bahwa kita membutuhkan teknologi yang dapat digunakan untuk menghadapi beberapa tantangan.
"Teknologi spasial merupakan alternatif yang dapat digunakan untuk keperluan pemetaan, inventarisasi, dan pemantauan eksplorasi sumber daya alam," terang Hasanuddin saat sambutannya di Hotel Swiss Bellin, Kamis (12/7/2018).
Baca juga: Arus Peti Kemas TPS Naik 9,77 Persen Hingga Oktober 2024, Ekspor-Impor Tetap Stabil
Sementara itu Rektor ITS Prof Joni Hermana mengatakan bahwa yang menjadi poin disini adalah untuk mengembangkan suatu teknologi.
Pada prinsipnya mengembangkan teknologi Geospasial berfungsi untuk memetakan kondisi masyarakat agar tidak hanya aspek geografis saja tetapi kontennya dengan menggunakan teknologi yang lebih canggih.
"Teknologi mapping atau pemetaan ini bukan lagi masalah yang sederhana seperti biasanya tetapi sudah menggunakan teknologi yang canggih sehingga info apapun yang ada di dalam suatu kawasan dapat dipetakan," terang Joni.
Baca juga: BBJT Gelar Festival Teater Berbahasa Daerah, 20 SMA/SMA dan Sanggar Adu Akting
Ia mengatakan, isu yang paling utama terkait masalah hak milik tanah. Dengan teknologi ini nantinya bisa melakukan investigasi yang lebih real terhadap permasalahan tersebut.
"Sehingga masalah tentang pertanyaan, perubahan tata guna lahan tidak lagi menjadi sulit. Jadi permasalahan kepulauan Indonesia bisa teratasi tanpa kita perlu kesana," pungkasnya.
Reporter: Arry Saputra
Editor: Erwin Yohanes