Kota Batu - 1.500 ekor sapi di Dusun Tuyomerto, Desa Pesanggrahan, Kecamatan Batu terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dari angka tersebut, sekitar 150 sapi mati.
Kondisi ini membuat prihatin lantaran dusun tersebut sebagai penghasil susu terbesar di Kota Batu. Apalagi akibat PMK, produksi susu menurun drastis hingga 70 persen.
Kepala Dusun setempat, Yatemo (50) membenarkan bila sapi milik peternak di wilayahnya terpapar. Peternak pun khawatir merugi hingga menjual sapinya dengan harga murah, yakni Rp2-3 juta per ekor.
Baca juga: Dinas Pangan dan Pertanian Sidoarjo Temukan Hewan Kurban Terindikasi PMK
"Itu dilakukan karena mereka takut merugi. Bahkan jumlahnya yang dijual murah kurang lebih 200 ekor. Lalu untuk jumlah kematian saya pastikan itu benar," urainya, Minggu (26/6/2022).
Baca juga: Penjual Hewan Kurban di Lamongan Wajib Kantongi Izin, Begini Caranya
Yatemo mewakili peternak lain berharap ada bantuan dari pemerintah, sehingga para peternak itu bisa bangkit kembali.
"Ya, kalau bisa itu dibantu bibit sapi untuk sapinya mati atau terserang PMK. Sejauh ini bantuan dan perhatian dari pemerintah saya rasa belum maksimal," keluhnya.
Baca juga: Pemkot Terima Penghargaan Kota Batu Raih Juara I Kinerja Vaksin PMK se-Jatim
Perlu diketahui penyebaran PMK di Kota Batu tidak hanya di salah satu desa atau kelurahan saja. Namun penyebaran telah menyeluruh pada setiap desa dan kelurahan di Kota Batu.
Dari data yang diperoleh, populasi sapi di Kota Batu kurang lebih di angka 5.000 ekor. Dari situ ada 3.000 lebih sapi terpapar PMK. Sementara kematian sapi kurang lebih 400 ekor.