Surabaya - 15 busana hasil karya tugas akhir mahasiswa Program Desain Fashion dan Tekstil (DFT) Universitas Kristen (UK) Petra Surabaya diperagakan dalam fashion show bertajuk shasion, ajang Innofashion Show 4 Tahun 2022.
Ketua Program DFT UK Petra, Rika Febriani mengatakan, kegiatan itu menjadi apresiasi pencapaian akademisi dari mahasiswa. Kegiatan yang digelar pada 24 sampai 25 Juni 2022 di Gedung Q kampus setempat itu, juga diramaikan Workshop Fashion Art Journal untuk pelajar dan mahasiswa.
"Belasan karya yang ditampilkan merupakan karya ekspresi fashion yang sesuai dengan jati diri. Akan tetapi para mahasiswa ini juga diajari membuat karya yang problem oriented berdasarkan riset," ungkap Rika melalui siaran tertulisnya, Selasa (28/6/2022).
Baca juga: Kostum Buket Bunga Karya Warga Lawang Warnai Perayaan HUT RI ke-78
Setiap koleksi busana hasil tugas akhir yang ditampilkan dalam Sashion 2022 bertema "Metamorfosis" ini merupakan hasil riset yang dilakukan mahasiswa selama satu tahun pelaksanaan LEAP.
"LEAP ini merupakan penerapan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka dari Kemendikbud yang ada di UK Petra," jelasnya.
Sementara Prajna Paramita, mahasiswi angkatan 2018 menampilkan 5 koleksi karya busana berbahan tenun Samarinda yang dinamai sesarung. Selama mengikuti LEAP Community Engagement (CE), dia dibimbing desainer kenamaan asal Surabaya, Embran Nawawi.
"Saya melihat bahwa penggunaan sarung Samarinda khususnya pada produk fashion masih jarang. Kebanyakan acara pemerintahan atau bersifat formal saja. Akhirnya saya membuat lima look busana ready to wear berbahan sarung Samarinda," terang Prajna.
Baca juga: Pesona Adat Nusantara Digelar di Jombang, Mundjidah Jadi Ingat Zaman Muda
Menurutnya, Sarung Samarinda kebanyakan dikenal masyarakat hanya sebagai buah tangan atau dipakai sebagai alat beribadah kaum muslim saja. Namun, masyarakat belum terbiasa tampil menggunakannya sebagai pakaian sehari-hari.
"Karya Prajna ini jug melibatkan langsung UMKM Tenun yang ada di Samarinda. Dengan harapan bersama-sama menghasilkan produk unggul dari Samarinda yang dikenal oleh masyarakat luas," paparnya.
"Saya sangat prihatin akan banyaknya limbah fashion yang sangat banyak. Maka dari itu sebagai bentuk tanggung jawab terhadap lingkungan untuk tugas akhir saya membuat desain yang konsepnya zero waste fashion," tambah Prajna.
Mahasiswi lain, Tiffany Oeman memamerkan 5 produk pakaian santai untuk wanita muda yang dapat dikenakan untuk bersantai ataupun bekerja dari rumah.
Baca juga: Suarakan Kesetaraan Difabel dan Pemanasan Global Melalui Karya Busana
Konsep busana yang ramah lingkungan tampak dalam setiap rancangannya. Sisa potongan dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh mahasiswi asal Surabaya ini. Bahkan Tiffany menggunakan perhitungan untuk sisa limbahnya.
Tiffany menggunakan sisa hasil potongan kain bagian leher digunakan untuk ornamen dalam busananya. Sehingga yang tersisa hanya serpihan kain yang sangat sedikit.
"Saya dibimbing oleh desainer Indonesia Fashion Camber, Dibya Hodi. Sebelum mengikuti LEAP Research Innovation (RI), saya terlebih dahulu melakukan riset inovasi dan kewirausahaan," ujar pemilik brand Tiffany The Label tersebut.