jatimnow.com - Mahasiswa Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menciptakan pakaian yang didesain khusus untuk memonitor pasien pascagagal jantung atau seseorang yang pernah mengalami kondisi gagal jantung.
Baju yang dibuat oleh Mahasiswa prodi Teknik Biomedis Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Unair ini, mampu memonitor pasien pascagagal jantung secara wireless dan terintegrasi dengan internet, sehingga tenaga medis secara real time dapat memantau.
Prototipe berguna untuk menurunkan angka gagal jantung yang diberi nama WEALTH (Wearable Elekctrocardiograph Tshirt) ini diciptakan Ahmad Nurianto, bersama dua rekannya Difa Fanani Ismayanto dan Ahmad Alif Robit Alhazmi.
Baca juga: Mahasiswa ini Olah Limbah Batu Bara hingga Cangkang Kerang Jadi Beton
"Alat itu mampu melakukan monitoring pasien pascagagal jantung secara wireless dan terintegrasi dengan internet, sehingga mampu diakses oleh tenaga medis secara real time, dimana dan kapan saja," tutur Ahmad Nurianto, ketua tim dalam kelompok Program Kreativitas Mahasiswa bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE), Senin (16/7/2018).
Ia menggatakan, WEALTH juga dilengkapi penyadap sinyal fabric electrode, berupa elektroda yang diletakkan pada T-shirt dari prototipe yang membuat pasien bisa nyaman dalam beraktivitas, seperti berolahraga.
"Sehingga kondisi jantung pasien pascagagal jantung dapat lebih baik, harapan kami dapat menekan tingginya angka kematian akibat penyakit gagal jantung di Indonesia," kata Ahmad Nurianto.
Diterangkan oleh Ahmad Nurianto, Heart Failure atau gagal jantung merupakan suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan dalam memompa darah untuk dialirkan guna mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan nutrien dan oksigen secara adekuat.
Baca juga: Video: Mahasiswa ITS Merancang Smelter Mini Blast Furnace
"Pasien pascagagal jantung, atau pasien yang sudah pernah mengalami gagal jantung, perlu melakukan olahraga yang teratur berupa latihan fisik. Daya kerja otot-otot jantung yang mengerut akibat mengalami gagal jantung dapat diperbaiki kembali saat pasien melakukan aktifitas fisik," jelasnya.
Namun karena jarak serta kondisi penderita yang tidak bisa melakukan pengecekan langsung ke rumah sakit, maupun bertemu dokter secara langsung pasca berolahraga, membuat dokter sulit untuk melakukan monitoring kondisi pasien.
"Selain itu alat yang digunakan monitoring kondisi jantung (elektrokardiograf) masih memiliki beberapa kekurangan, antara lain harga yang mahal, dimensi besar, dan gel elektroda yang membuat beberapa individu merasa tidak nyaman dan dapat membuat alergi pada kulit," paparnya.
Ia berharap dari alat ini nanti akan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat, khususnya oleh tenaga medis serta pasien pascagagal jantung sebagai upaya untuk menekan angka kematian.
Baca juga: Pelajar SMP ini Ciptakan Alat Pengasapan Ikan Bebas Polusi
"Mimpi besar kami nanti berniat untuk mempublikasikan pada jurnal internasional yang terindeks Scopus," imbuhnya Ahmad Nurianto.
Dibawah bimbingan Akif Rahmatillah, dosen FST Unair, prototype ini berhasil memperoleh dana hibah penelitian dari Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2018.
Reporter: Fahrizal Tito
Editor: Arif Ardianto