Surabaya - Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Surabaya (FK Ubaya) dr. Risma Ikawaty mengimbau masyarakat agar tetap waspada melakukan tindakan preventif dan tak panik dalam mengantisipasi penyakit cacar monyet. Penyakit tersebut ditularkan binatang ke manusia (zoonosis). Cacar monyet menjadi endemik di wilayah Afrika Barat dan Tengah.
Namun pada kasus yang terjadi saat ini, para pasien yang mengalami monkeypox tidak memiliki riwayat perjalanan ke daerah tersebut. Untuk kasus pertama di Indonesia, penderita memiliki riwayat perjalanan ke Belanda, Swiss, Belgia, dan Perancis.
Ika mengatakan, fenomena ini sangat mungkin terjadi. Sebab virus memiliki sifat mudah bermutasi. Jadi tak menutup kemungkinan virus cacar monyet memiliki varian yang sifat penyebarannya bisa lebih cepat.
Baca juga: Dilantik Anggota DPRD Surabaya, Putra Blegur Prijanggono Ditunjuk jadi Ketua Fraksi Golkar
“Bila dilihat dari gejalanya, cacar monyet mirip dengan cacar air. Tapi karena kasus yang terjadi saat ini penyebarannya demikian cepat, kita semua perlu waspada,” jelas dr Risma Ikawaty, Selasa (23/8/2022).
Wakil Dekan I FK Ubaya itu menambahkan, gejala yang ditimbulkan cacar monyet mirip dengan cacar air. Gejalanya antara lain demam, nyeri kepala, nyeri otot, serta muncul ruam kemerahan dan bintik berisi cairan di kulit.
Perbedaannya adalah cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati), sedangkan cacar air tidak. Namun masyarakat tidak melakukan self-diagnosis ketika mengalami gejala tersebut.
“Belum tentu orang yang mengalami cacar mengidap cacar monyet. Perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk menegakkan diagnosa pasti dan mengetahui virus penyebabnya,” ujarnya.
Baca juga: Ramadan Berkah, Ikatan Alumni Universitas Surabaya Berbagi di 7 Panti Asuhan
Infeksi virus monkeypox bersifat self limiting disease atau bisa sembuh dengan sendirinya setelah 2-4 minggu. Meskipun kasus yang berat dapat terjadi pada kelompok individu tertentu.
"Jadi yang perlu diwaspadai adalah ketika terjadi infeksi sekunder seperti menyerang paru-paru, otak, mata, dan sebagainya. Bila gejala ini muncul, disarankan untuk segera berkonsultasi dan memeriksakan diri ke dokter," tegasnya.
Dosen yang menekuni bidang molecular microbiology ini memberikan langkah preventif terhadap penyakit tersebut, yakni:
Baca juga: Teknik Fotografi Lighting Penentu Laris Tidaknya Produk E-Commerce
1. Meningkatkan daya tahan tubuh dengan menerapkan hidup sehat dan menjaga gizi makanan.
2. Menerapkan 3M (Menjaga jarak, Memakai masker, dan Mencuci tangan).
3. Membatasi kontak dengan suspek atau individu yang sudah terkonfirmasi monkeypox, dan juga hewan yang berisiko menularkan.
4. Membersihkan atau desinfeksi lingkungan yang terkontaminasi secara teratur.
5. Hindari penggunaan benda bersama suspek atau individu yang terkonfirmasi monkeypox.
"Tindakan preventif ini juga perlu dibarengi dengan sikap waspada tanpa perlu panik. Penyebaran virus tidak bisa diprediksi sehingga kita perlu berjaga-jaga. Oleh karena itu, ayo tingkatkan imunitas dan jaga kesehatan untuk kebaikan diri sendiri dan orang lain,” pesan dr.Ika.
Diketahui, Kementerian Kesehatan melalui laman https://www.kemkes.go.id/ mengonfirmasi adanya kasus pertama cacar monyet (monkeypox) di Indonesia pada Sabtu (20/8/2022). Penyakit ini telah melanda puluhan negara di dunia. Sehingga cacar monyet ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai darurat kesehatan global.