Batu - Sejumlah pihak terdampak kenaikan harga BBM. Salah satunya pedagang roti. Seperti dialami Khamim Tohari, pemilik Rotterd Bakkery di Desa Tulungrejo, Kota Batu. Ia pun harus menyiasati agar tidak merugi yaitu dengan menekan pengembalian roti di pasaran.
"Nah, setiap bulannya mendapatkan uang pengganti pembelian bensin. Kan hitungannya setiap hari kalau sales yang pakai motor itu dapat 3 liter, kalau yang pakai mobil 20 liter. Itu diberikan uang pengganti setiap bulan yang tergantung dari dia jualannya, kan tidak mesti setiap hari jualan," kata Khamim yang memiliki 17 sales tersebar di Jawa Timur, Senin (12/9/2022).
Hingga kini, Khamim belum berani menaikkan harga roti di pasaran. Dia khawatir produknya kurang laku.
Baca juga: Sukses jadi Pengusaha Anyaman usai Pugar Makam Tokoh Penari Gandrung Banyuwangi
"Tentu berdampak ke biaya operasional sehingga margin keuntungan kami berkurang sekitar 20 persen. Karena untuk harga roti juga kami belum berani menaikkan," imbuhnya.
Siasat yang dilakukan dengan menargetkan untuk menekan pengembalian dari penjualan roti yang tidak laku di bawah 20 persen.
Baca juga: Pengusaha di Kedewean Bojonegoro Lapor Diperas, Pelaku Nyaru Wartawan hingga TNI
"Tapi Alhamdulillah, anak-anak masih bisa di bawah itu. Ya rata-rata selama ini mengembalikan sekitar 10 persen dari roti yang dipasarkan mereka. Bila pengembalian terjadi di atas 20 persen, dipastikan kami rugi mas," katanya.
Usaha skala kecil itu setiap harinya dapat memproduksi 3.000 piece roti yang rata-rata jenis tawar. Harga setiap roti yang dijual mulai dari Rp10.000 hingga Rp 14.000.
"Sales saya itu kalau di Kota Batu, untuk setiap roti yang dijual mendapatkan keuntungan sebesar Rp1.250. Kalau yang di luar daerah seperti Blitar, Jombang, Pasuruan itu keuntungannya Rp 1.500," katanya.
Baca juga: Pj Wali Kota Batu Dorong Pengusaha Lokal Ekspor Produk
Dia berharap adanya kenaikan harga BBM tidak sampai berdampak meluas ke bahan baku pembuatan roti. Sebab untuk kenaikan harga mentega dan meses sudah mulai terasa sekitar 10 persen dari sebelumnya.
"Jangan sampai dampaknya meluas ke harga terigu dan lainnya. Kalau begitu terjadi, kami bukan tidak mungkin akan menaikkan harga roti. Sekarang saja kami bertahan. Kami pertahankan juga ukuran yang sama, tidak kami kecilkan," tutupnya.