jatimnow.com - Mahavihara Majapahit yang berada di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto ada patung rumpang Buddha Mahapari atau yang banyak dikenal Buddha Tidur.
Mahavihara Majapahit ini sejatinya adalah tempat ibadah bagi umat Buddha. Namun, tempat ini juga merupakan salah satu destinasi wisata yang disuguhkan di Desa Bejijong dan menjadi favorit bagi wisatawan baik lokal dan nasional.
Para pelancong bisa masuk ke area Mahavihara Majapahit ini hanya dengan tiket Rp3000 untuk anak-anak dan Rp5000 bagi orang dewasa.
Baca juga: Pembangunan Ponpes Al Amin Mojokerto, Pjs Bupati Beri Pesan Soal Ini
Ada 5 fakta menarik yang dirangkum dari patung Buddha tidur ini:
1. Penggambaran detik-detik wafatnya Buddha Gautama
Patung Buddha tidur merupakan gambaran saat detik-detik Buddha Gautama tutup usia. Sang Buddha meninggal dunia dalam posisi tertidur ke kanan dengan telapak tangan kanan berada di bawah kepalanya.
2. Dibangun sejak tahun 1987 dan diresmikan 1989
Baca juga: Sederet Fakta Penemuan 5 Kerangka Manusia di Situs Kumitir Mojokerto
Pemrakarsa daripada tempat ibadah ini umat Buddha adalah beliau Bhikkhu Viriyanadi Maha Tera. Tempat ini mulai dibangun pada tahun 1987 dan diresmikan pada tanggal 31 Desember tahun 1989 yang meresmikan pada waktu itu adalah Gubernur Jawa Timur Soelarso. Namun, pembangunan patung Buddha tidur dilakukan pada 1993.
3. Meraih Rekor MURI di tahun 2001
Patung Buddha Tidur yang berwarna emas itu terbesar di Indonesia dengan ukuran panjang 22 meter, tinggi 4,5 meter dan lebar 6 meter ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Patung ini terbesar ketiga di dunia setelah Thailand dan Nepal.
4. Dibangun dengan histori Majapahit dan toleransi
Baca juga: 39 KUBE di Mojokerto Terima Bantuan Modal Usaha, Pj Wali Kota Beri Pesan Ini
Vihara ini merupakan satu-satunya rumah atau orang beragama Budha jadi tempat ibadah ini walaupun tempat ibadah agama Buddha tetapi masyarakat di sekitar sini luar biasa toleransinya.
5. Sebagai simbol Pradaksina pada agama Buddha
Pradaksina merupakan proses berkeliling di objek yang dihormati dalam keyakinan agama Buddha di tempat vihara yang dilakukan searah jarum jam dan objek selalu berada di sebelah kanan.