jatimnow.com - Petani blewah di Desa Pojokkulon, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang risau gara-gara cuaca yang semakin tidak menentu. Tanaman blewah mereka rusak dan terancam gagal panen.
Sokib (51), salah satu petani blewah setempat mengaku, cuaca yang tidak menentu membuat petani blewah di desanya was-was. Apalagi hujan deras beberapa hari ini membuat tanaman blewah mereka rusak.
"Kalau hujan seperti ini tanaman sangat mudah terserang jamur. Sehingga membuat daun menjadi busuk dan tanaman tak tumbuh subur," ungkap Sokib, Kamis (6/10/2022).
Baca juga: Ini Cara Anggota DPRD Agus Wicaksono Dorong Produktivitas Petani Lumajang
Dia mengaku, hujan yang turun membuat tanaman yang sudah berbuah kecil, banyak yang rontok. Sehingga diperkirakan hasil produksi tidak bisa maksimal dan hasil penan terancam turun.
Dia menjelaskan, jika kondisi cuaca normal, biasanya untuk luasan lahan sekitar 1 hektare bisa memproduksi 20 ton blewah. Namun saat ini dirinya pesimis mendapat hasil seperti itu.
"Melihat kondisinya seperti ini, tampaknya nanti tidak sampai 20 ton. Tapi ya semoga saja hasilnya bagus," papar Sokib.
Baca juga: Hari Krida Pertanian 2024, Pemkab Jember Luncurkan J-Sultan
Berdasarkan pengalaman tahun lalu, Sokib dan petani lain sempat gagal panen. Karena pada saat hendak panen, buah blewahnya terendam banjir. Untuk itu dia berharap tahun ini tidak ada banjir.
Untuk mengantisipasi kondisi itu, para petani melakukan penyemprotan obat-obatan.
Baca juga: Melihat Budi Daya Melon Berbasis IoT di Kediri: Petani Ringan, Rasa Buah Lebih Manis
"Biasanya juga daun-daun yang busuk ini saya buang agar tidak terserang jamur. Paling tidak agar tanaman tidak busuk semuanya," bebernya.
Dia menyebut, untuk menanam blewah sangat mudah dan tidak membutuhkan perawatan khusus seperti menanam semangka dan melon. Bahkan keuntungannya juga cukup besar jika cuaca dalam keadaan normal.
"Kalau hasilnya bagus ya dapat hasil yang melimpah. Tapi ya sangat berpengaruh pada cuaca," pungkasnya.