jatimnow.com - Tidak hanya terkenal dengan wisata pesisir pantai, Kabupaten Trenggalek juga memiliki sejumlah kuliner khas. Satu diantaranya adalah nasi gegog atau biasa disebut sego gegok.
Sego gegok merupakan nasi yang dicampur dengan sambal teri, kemudian disajikan dengan tempe goreng hangat-hangat. Hmm...yummy, sensani makan makanan yang eco (enak-red) ini hanya ada di Trenggalek.
Untuk mendapatkan sego gegok yang khas Trenggalek ini agak sulit. Sebab, makanan khas ini hanya berada di bagian utara Kabupaten Trenggalek.
Baca juga: Bazar Kuliner Kampoeng Cungking Banyuwangi Angkat Hidangan Tradisional
Tepatnya di Desa Sumurup, Kecamatan Bendungan. Di desa tersebut, bisa dibilang warung berjejer menjajakan sego gegok.
Tumirah pedagang sego gegok
Sego gegok sendiri memiliki asal muasal cerita. Sego ini sebenarnya diperuntukan untuk bekal orang pegunungan bekerja. Namun lama kelamaan di Desa Sumurup berjamur nasi gegok.
Harga satu bungkusnya pun murah meriah. Ada yang menjual Rp 2.500, namun ada pula yang menjualnya Rp 3.000.
Baca juga: Nikmatnya Dawet Jabung asal Ponorogo, Tapi Jangan Tarik Lepeknya
Salah satu pedagang, Tumirah, mengatakan pembuatan sego gegok tidak ada yang istimewa. Semua orang bisa membuatnya, bumbu yang membedakan.
Cara membuatnya yakni, nasi setengah matang yang sudah tanak dibungkus dengan menggunakan daun pisang. Kemudian ditambahi sambal teri dan lamtoro (jika ada).
"Bumbunya itu yang beda. Kalau ada lamtoro saya kasih. Setelah dibungkus baru kemudian dikukus kembali hingga matang," terang Tumirah.
Saat ini, sego gegok sudah dikenal luas. Menurutnya, setiap hari pasti ada warga dari luar Trenggalek yang datang untuk menikmati sego gegok.
Baca juga: 7 Tempat Makan Legendaris di Surabaya yang Wajib Dicoba
"100 bungkus tiap hari pasti habis. Setengahnya dibawa pedagang lain. Setengahnya saya jual di warung saya," katanya.
Sementara, salah satu pengunjung, Futo Paterial mengatakan, nasi gegok merupakan makanan favoritnya jika berkunjung ke Trenggalek. Apalagi sensasi pedasnya yang pas.
"Pas menikmati pedasnya, pas dengan tempe goreng. Satu nasi itu kurang tapi dua kelebihan," pungkasnya sembari tertawa.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Erwin Yohanes