jatimnow.com - Banyuwangi Ethno Carnival 2018 yang berlangsung, Minggu (29/7/2018) siang, mendapatkan pujian langsung dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan.
Pasalnya acara yang mengangkat tema Puter Kayun itu diselenggarakan tanpa melibatkan Event organizer, sehingga menurutnya, dapat meminimalisir anggaran.
"Ini luar biasa, saya pikir ini suatu ide dari Pak Bupati yang luar biasa dan saya belum pernah lihat di tempat lain di Indonesia," kata Luhut usai pembukaan, di Taman Blambangan Banyuwangi.
Baca juga: ASN Pemprov Jatim Dilarang Pakai Mobil Dinas untuk Mudik Lebaran
Luhut berharap, konsep penyelenggaraan suatu acara oleh pemerintah kabupaten ke depan dapat ditangani langsung tanpa melibatkan event organizer.
"Saya kira ini perlu dikembangkan ke depan dan bisa membuat Indonesia lebih bagus. Festival ini terbagus dari yang pernah saya lihat," tegas Luhut.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, untuk tema Banyuwangi Ethno Carnival tahun ke tujuh ini diakuinya lebih menarik dari tahun sebelumnya.
Puter Kayun, kata Anas, merupakan salah satu tradisi masyarakat Boyolangu Kecamatan Giri dengan mengendarai dokar menuju Watu Dodol di daerah Kecamatan Kalipuro.
Baca juga: Diserahkan Mendagri, Banyuwangi Raih Peringkat Pertama Kinerja Pemkab Se-Indonesia
Dulunya, pada masa pemerintahan Bupati Mas Alit, pemerintah kala itu akan membangun jalan menuju Kabupaten Situbondo. Namun, sesampainya di bukit Watu Dodol, para pekerja tidak dapat membongkar bukit batu tersebut.
Dengan bantuan dan jasa Ki Buyut Jakso yang tinggal di Kelurahan Boyolangu, sehingga batu tersebut dapat dibongkar. Oleh karena itu, setiap tanggal 10 Syawal, masyarakat melakukan kirab budaya dan menggelar selamatan di sana dengan mengendarai dokar.
"Tema setiap tahun berubah. Diangkat dari kultur budaya yang hidup di tengah masyarakat. Ini sekaligus upaya kita untuk melestarikan kebudayaan lokal," papar Anas.
Baca juga: Hasil Survei PRC, Warga Lamongan Puas Kinerja Yuhronur Efendi-Abdul Rouf
Reporter: Hafiluddin Ahmad
Editor: Arif Ardianto