jatimnow.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo telah mendata kerugian akibat bencana yang menerjang di Bumi Reog, Selasa (18/10/2022) lalu. Banjir dan tanah longsor terjadi selama dua hari.
Data dari BPBD Ponorogo, total ada 36 kejadian yang diakibatkan oleh perubahan cuaca ekstrem tersebut. Untuk luapan air, banjir menerjang di Kecamatan Kauman, Mlarak, Jetis, Sambit dan Siman.
Sementara untuk tanah longsor terjadi di tiga Kecamatan, yakni Kecamatan Sawoo, Pulung dan Sooko.
Baca juga: Tim Pemeliharaan Banjir Kanal Lamongan Susuri Gorong-gorong Kali Dapur
“Yang kelas karena hujan seharian. Dari malam hingga paginya,” ujar Kalaksa BPBD Ponorogo Henry Indrawardana, Kamis (20/10/2022).
Henry menceritakan bahwa dampak dari bencana tanah longsor yang terjadi pada haru Selasa (18/10) lalu itu, menyebabkan rusaknya 56 rumah. Tingkat kerusakannya bervariasi, ada yang ringan, sedang dan berat.
Baca juga: 2 Jam Diguyur Hujan, Kota Kediri Terendam Banjir
Dari jumlah rumah yang rusak itu, tertinggi terjadi di Kecamatan Sawoo dengan 37 rumah rusak akibat tanah longsor tersebut. Sawoo sendiri ada empat desa menyebar yang diterjang longsor.
"Desa Pangkal, Seiti, Tumpakpelem dan Tempuran. Di Desa Tempuran ada 32 rumah yang terdampak akibat tanah longsor," katanya.
Selain rumah, juga ada akses jalan. Ada enam jalan yang berdampak. Lima diantaranya di Kecamatan Sawoo. Paling parah di Desa Wagir Kidul, Kecamatan Pulung ada yang terisolir.
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Malang Luncurkan Pusdiklat Kebencanaan bidang Kesehatan
Inventarisir dan penanganan pascabencana masih dilakukan oleh BPBD Ponorogo. Henry menyebut bahwa pihaknya hingga saat ini masih menghitung dampak kerugian material yang ditimbulkan dari bencana banjir atau tanah longsor yang terjadi pada hari Selasa lalu itu.
"Ini masih melakukan koordinasi dengan instansi terkait untuk menghitung kerugian material yang ditimbulkan dari bencana yang terjadi pada hari Selasa lalu itu," pungkasnya.