jatimnow.com - Ajak puluhan anak-anak Bina Jemaat ke Kampung Edukasi Sampah, jadi upaya Komisi Anak Gereja Kristen Indonesia (GKI) Sidoarjo bentuk karakter anak usia dini.
Acara yang dilaksanakan dengan tajuk "Mencintai bumi ciptaan Allah" tersebut menjadi aktifitas pembelajaran luar kelas atau outing class.
Pendeta Leonard Andrew Imanuel yang mendampingi rombongan dalam keterangannya menjelaskan, kegiatan tersebut bertujuan agar anak memahami peranannya dalam menyelamatkan bumi dengan melakukan pengendalian sampah.
Baca juga: Polemik Pelarangan Ibadah di Rumah Doa GPdI Sidoarjo Dimediasi Plt Bupati
Selain itu, Esther Erawati, Kader Lingkungan Kampung Edukasi Sampah, mengatakan bahwa dalam rombonhan anak-anak bina jemaat gereja tersebut terdiri dari jenjang TK hingga SD
“Materi yang diberikan untuk kelompok Balita dan TK meliputi tentang sampah, jenis sampah, bernyanyi dan bermain serta hasta karya menempel kardus. Sedangkan materi kelompok SD meliputi penjelasan tentang pentingnya menjaga kelestarian alam, upaya menjaga alam dengan mengendalikan sampah, pengenalan sampah dan jenis sampah, program Reduce, Reuse, Recycle (3R), simulasi pilah sampah dan praktek daur ulang pembatas buku kardus bekas," jelas Esther, Sabtu (30/10/2022).
Baca juga: 7 Fakta Polemik Pelarangan Ibadah di Rumah Doa GPdI Sidoarjo
Pegiat Kampung Edukasi Sampah, Edu Priyanto menambahkan bahwa acara pengenalan soal lingkungan di kampung edukasi sampah ini menjadi strategi yang paling bagus untuk dipraktikkan kepada anak-anak.
Lebih jauh, kata Edi anak-anak juga dikenalkan sekaligus mempraktikan cara pemilahan dan pengolahan sampah, dengan diajak study tour ke tempat yang dapat dijadikan role model. Tujuannya agar ada praktik lapangan sekaligus implementasi edukasi.
Baca juga: Perayaan Jumat Agung, Polisi Jaga Kemanan Sejumlah Gereja di Bangkalan
“Sadar akan lingkungan bukan lagi sebuah pilihan, namun mestinya menjadi sebuah keharusan. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak juga perlu dikenalkan sedari kecil. Karena merekalah yang akan meneruskan perhatian dan kecintaan pada lingkungan agar tidak semakin “memperberat” problem lingkungan," jelas Edi yang juga merupakan inisiator Kampung Edukasi Sampah.
“Kesadaran terhadap lingkungan perlu dimulai dari diri masing-masing. Terutama anak-anak agar sanggup membentuk karakternya. Sementara memberi pendidikan sejak dini dapat dimulai dari hal yang paling sederhana," pungkas Edi.