jatimnow.com - Baru-baru ini sebuah lembaga asal Amerika Serikat, world population review (WPR) mengumumkan daftar negara dengan tingkat kriminalitas tertinggi. Metode yang dilakukan menjumlah tingkat kejahatan dengan jumlah penduduk.
Dari hasil penelitian yang dilakukan menyebutkan ada beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kejahatan. Sebut saja kemiskinan dan pengangguran yang tinggi.
Kejahatan dan kekerasan mayoritas dilakukan pelaku dalam rentang usia 20-30 tahun. WPR mengumumkan 136 negara yang dipublikasikan tahun ini, dan tidak mencantumkan Indonesia dari daftar.
Baca juga: Razia Gabungan Satpol PP Sidoarjo Sita Ratusan Botol Miras Ilegal
Justru Malaysia masuk urutan 29, sekaligus negara dengan tingkat kriminalitas tertinggi di Asia Tenggara. Berikut tiga negara dengan tingkat kriminalitas tertinggi, menurut WPR.
Venezuela
Negara ini memiliki indeks kejahatan 83,76, sekaligus yang tertinggi di dunia. Bahkan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat mengeluarkan travel warning Level 4 untuk Venezuela.
Tingkat kejahatan paling utama adalah masalah korupsi pemerintah, sistem peradilan yang cacat, dan rusaknya Rule of Law.
Baca juga: Kriminalitas di Kota Kediri 2023 Didominasi Penipuan dan Pengeroyokan
Papua Nugini
Negara di timur Provinsi Papua ini memiliki indeks kejahatan 80,79. Kejahatan utama tertinggi adalah kekerasan, yang dipicu perubahan sosial, ekonomi, dan politik. Letak geografis Papua Nugini dianggap sebagai surga peredaran narkoba.
Negara ini memiliki sebuah geng yang diduga terlibat dalam kegiatan kriminal mulai skala kecil hingga besar. Pendidikan yang rendah dan kesempatan kerja, selain masalah korupsi menjadi pemicu tingginya kekerasan.
Afrika Selatan
Baca juga: Pengungkapan Kasus Polres Bojonegoro Masih Minim, Kejar Target 2023
Penunjukkan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010 dibarengi dengan protes. Masalahnya negara ini memiliki tingkat kejahatan tertinggi di benua Afrika, dengan indeks 76,86.
Penyerangan, pemerkosaan, pembunuhan, dan kekerasan menjadi momok. Hasil studi kekerasan berkaitan dengan kemiskinan yang tinggi, ketidaksetaraan, pengangguran, dan pengucilan sosial.
Hasil survei mengejutkan bahwa satu dari empat pria yang disurvei oleh South African Medical Research Council mengaku pernah menjadi pelaku pemerkosaan.