jatimnow.com - Banyuwangi kembali ditetapkan sebagai kabupaten terinovatif nomor satu se-Indonesia.
Penghargaan diserahkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) M. Tito Karnavian kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, dalam ajang "Innovative Government Award" di Jakarta, Jumat (23/12/2022). Predikat kabupaten terinovatif ini telah dipertahankan tanpa jeda sejak 2018.
"Inovasi memang menjadi kunci di tengah beragam tantangan. Tadi Pak Mendagri menyampaikan, kalau daerah tak berinovasi, hanya business as usual, akan sulit mengakselerasi diri," ujar Ipuk.
Baca juga: 5 Fakta Bocah 7 Tahun di Banyuwangi Ditemukan Tewas, Diduga Diperkosa
Menurut Ipuk, inovasi Banyuwangi terdiri atas inovasi digital dan nondigital. Inovasi terbentang mulai sektor UMKM, pariwisata, pendidikan, hingga kesehatan.
Penilaian dilakukan oleh tim independen yang terdiri atas kementerian terkait, akademisi, hingga media massa. Juga dilakukan secara bertahap, mulai dari paparan sampai peninjauan lapangan.
"Kami di Banyuwangi terus menjaga budaya inovasi. Bukan untuk gaya, tapi kita benar-benar pilih inovasi yang berdampak. Apa dampaknya? Ke indikator-indikator kesejahteraan sosial ekonomi, ada kemiskinan, IPM, dan sebagainya," ujarnya.
Baca juga: 3.840 Warga Banyuwangi Operasi Katarak Gratis
Ipuk lantas membeber sejumlah dampak inovasi yang digeber. Di antaranya pertumbuhan ekonomi Banyuwangi yang rebound. Setelah tercatat minus 3,58 persen pada 2020 karena tergerus pandemi, Tahun 2021 tumbuh menjadi 4,08 persen. Begitu pula dengan pendapatan perkapita yang Tahun 2020 yang berada di angka Rp47,57 juta, Tahun 2021 menjadi Rp49,99 juta.
Dampaknya juga terasa penurunan kemiskinan. Berdasarkan data BPS, kemiskinan di Banyuwangi pada 2022 berkurang dari 8,07 persen menjadi 7,51 persen. Ini merupakan capaian angka kemiskinan terendah dalam sejarah Banyuwangi. Hal ini juga diiringi dengan penurunan angka pengangguran terbuka yang tersisa 5,26 persen pada 2022 ini.
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banyuwangi juga mengalami peningkatan. Pada 2020 berada dinilai 70,62 dan meningkat cukup signifikan pada 2022, bahkan tercatat sebagai peningkatan tertinggi di Jawa Timur, pada angka 71,94.
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
"Tahun 2022, Banyuwangi telah bebas status desa berkembang. Jangankan desa tertinggal, desa berkembang alhamdulillah sudah tidak ada. Semuanya sudah naik status menjadi desa kategori maju dan mandiri yang ditetapkan oleh Kementerian Desa. Bahkan dua desa Banyuwangi masuk dalam 10 besar nasional desa terbaik, desa dengan Indeks Desa Membangun (IDM) tertinggi di Indonesia," paparnya.
"Beragam inovasi dan keberhasilan ini, berkat kerja keras dan kolaborasi semua pihak. Pemerintah, masyarakat, dan seluruh stakeholder. Dari sinilah, Banyuwangi terus mempertahankan prestasinya," pungkas Ipuk.