jatimnow.com - Migrasi TV digital tak berjalan mulus di Kabupaten Lamongan. Mayoritas warga malah beralih ke siaran radio untuk tetap memenuhi kebutuhan informasi.
Kondisi itu dipicu harga kenaikan set top box (STB) yang cukup tinggi, sejak suntuk mati TV analog atau Analog Switch Off (ASO) pada Rabu (21/12/2022) lalu.
Seperti yang dituturkan Musbah, warga Babatagung, Kecamatan Deket, Lamongan. Dia saat ini mulai lepas dari ketergantungan TV dan memilih bermigrasi ke radio dilatarbelakangi harga dan STB yang sulit didapat.
Baca juga: 55.845 Kepala Keluarga di Ponorogo Bakal Terima STB Gratis
"Sejak TV nggak bisa, sekarang nyetel (putar) radio, kebanyakan warga juga sama. Kalau di desa sulit didapat (STB) adapun harganya Rp400 ribu sekalian jasa pasang," ujar Musbah, Sabtu (24/12/2022).
Baca juga: Kebijakan TV Digital, 5085 Keluarga di Kota Batu Bakal Terima STB
Warga menilai harga STB itu sangat mahal. Ketidakkemampuan warga juga membentuk setigma adanya dugaan permainan harga memanfaatkan momen migrasi TV digital.
"Halah kalau saya nunggu sampai harganya Rp25 ribu saja. Besok-besok pasti harganya turun," ungkap warga lain, Susmono, menyahuti Musbah.
Baca juga: Penjualan STB Untungkan Pedagang, Tapi Warga Jombang Bilang Begini
Sementara itu, warga lain di daerah berbeda, Aris asal Desa Sambopinggir, Kecamatan Karangbinangun, Lamongan, mengaku resah dengan kondisi saat ini. Meski ia telah membeli STB, ia mengaku masih sulit mendapat siaran digital yang layak.
"Kalau STB sudah terpasang, tapi sinyal masih lemah, benar jernih tapi tersendat kadang keluar gambar, kadang tidak. Akhirnya mendengarkan radio seperti warga lain," keluhnya.