jatimnow.com - Anggota DPRD Jawa Timur Erma Susanti mendesak Pemprov segera gerak cepat (gercep) menangani kasus tuberkolisis (TBC) di Tulungagung yang cukup tinggi. Begitu juga dengan Pemkab Tulungagung, harus segera bertindak.
Politisi PDI Perjuangan tersebut mengatakan gercep perlu dilakukan jangan sampai TBC menjadi pandemi di wilayah tersebut.
"Tentunya jika dibiarkan bisa meluas hingga menjadi pandemi seperti Covid-19 lalu," jelasnya, Senin (26/12/2022).
Baca juga: Waspada TBC: Kenali, Cegah dan Obati Sampai Sembuh!
Erma mengakui pemberantasan TBC sering kali menghadapi sejumlah kendala. Salah satunya tingkat ketelatenan pasien dalam menjalani proses pengobatan. Sebab proses pengobatan dan terapi pasien TBC membutuhkan waktu lama dan harus minum obat teratur tanpa putus.
"Biasanya tiga bulan pertama itu pasien sudah mulai membaik, batuknya berkurang, berat badannya meningkat, nafsu makan juga membaik, sesak nafas hilang. Dianggap itu sudah sembuh, padahal bakterinya baru klenger saja. Akhirnya pasien berhenti minum obat," terang alumnus FISIP Universitas Airlangga Surabaya ini.
Baca juga: Kasus TBC di Sidoarjo Terus Meningkat, Ini Penjelasan Plt. Kepala Dinkes
Lanjut Erma, TBC sering kali dianggap aib maupun penyakit keturunan. Akibatnya pasien cenderung menutup diri dan enggan untuk menjalani pengobatan dengan baik.
"TBC itu Indonesia peringkat kedua dua dunia setelah India. Makanya dibutuhkan kolaborasi antara Pemprov, Pemkab maupun elemen masyarakat semuanya di Tulungagung agar nantinya di tahun tahun depan Tulungagung sudah bebas TBC," tandasnya.
Diberitakan, Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Tulungagung, Didik Eka mengatakan, untuk tahun ini mereka mendapatkan target temuan suspec TBC sebanyak 13.249 orang.
Baca juga: Ambisi RSUD dr Harjono Ponorogo di Perayaan HUT ke-106
Dari jumlah itu sudah terpenuhi sekitar 93 persen. Capaian ini tak lepas dari beberapa indikator utama dalam pelayanan TBC. Salah satunya indikator Standart Pelayanan Minimal (SPM) Tulungagung.