jatimnow.com - Seorang desainer asal Desa Ngijo, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang, Ita Fitriyah membuat batik bermotif tragedi Kanjuruhan.
Ita berharap, karyanya bisa ikut membantu menyuarakan pesan para korban yang hingga kini terus berjuang mencari keadilan.
Dia mengatakan, goresan batiknya menampilkan gambar telapak tangan yang menunjukkan motivasi dan sebuah harapan. Lalu syal hitam bertuliskan Arema sebagai tanda rasa duka bagi warga Malang atas peristiwa 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan tersebut.
Baca juga: Banyuwangi Batik Festival 2024 Angkat Motif Jenon, Ini Maknanya
"Batik berlatar biru itu juga menampilkan logo Singa Tegar bermahkota serta motif asap warna merah. Gambar tersebut menggambarkan gas air mata yang ditembakkan aparat saat itu," ungkap Ita, Selasa (27/12/2022).
Sedangkan, lanjut Ita, warna merah mewakili penderitaan para korban.
Baca juga: Anggota DPRD Jatim Ini Usul Batik dari 14 Dapil jadi Seragam
Dia menambahkan, penyusunan konsep hingga produksi batik tersebut membutuhkan waktu sekitar 4 minggu. Dua minggu digunakan menyusun konsep dan dua minggu berikutnya untuk roses pengerjaan.
"Untuk memperkuat konsep saya langsung mendengarkan cerita anak yang melihat langsung peristiwa, lalu masyarakat serta membaca sejumlah media massa," paparnya.
Baca juga: Desainer FikyAisha Bakal Tampilkan Batik Tanjung Bumi Bangkalan di JMFW
Motif batik Tragedi Kanjuruhan sengaja dibuat sebagai edisi khusus dan tidak diperbanyak. Rumah Batik Lintang hanya memproduksi dua lembar yang nantinya akan dilelang dalam waktu satu bulan. Hasil lelang akan diserahkan sebagai donasi untuk keluarga korban.
"Motif ini tidak diperbanyak karena tujuannya didonasikan untuk korban dan membantu perjuangan para korban menuntut keadilan," tandasnya.