jatimnow.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI memberikan apresiasi dan penghargaan terhadap Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa atas dedikasinya sebagai pembina penyuluh kehutanan.
Penghargaan disematkan langsung Sekjen Kementerian LHK mewakili Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bambang Hendroyono dalam Rapat Kerja Daerah Ikatan Penyuluh Kehutanan Indonesia (Ipkindo) DPW Jatim, di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Selasa (27/12/2022) malam.
"Provinsi Jawa Timur mampu menciptakan dan menjaga prestasi sebagai Juara Umum Lomba Wana Lestari Tingkat Nasional sejak Tahun 2021 sampai dengan Tahun 2022 yang diselenggarakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Insan-insan rimbawan Jawa Timur mengukir prestasi terbanyak peringkat terbaik pertama nasional untuk kategori Penyuluh Kehutanan ASN," ucap Bambang, kepada wartawan.
Baca juga: Apel Terakhir, Khofifah Minta Tetap Jaga Sinergitas: Sampaikan Terima Kasih Saya
Menurut Bambang, apresiasi untuk Gubernur itu bisa dilihat dari kinerja Dinas Kehutanan Jatim dalam rangka pendampingan pemberdayaan ekonomi masyarakat KTH dan LMDH sebagai pelaku utama.
Lalu yang kedua, Dinas Kehutanan juga mampu menjaga fungsi tutupan hutan dan lahan melalui kegiatan rehabilitasi (penanaman pohon) serta konservasi tanah dan air, serta sinkronisasi dinamika sosial masyarakat sekitar hutan atas program pengentasan kemiskinan pemerintah, baik pusat maupun daerah.
Baca juga: Catatan Kinerja Khofifah di Mata Ketua Fraksi Gerindra DPRD Jatim
"Upaya pengentasan kemiskinan melalui program perhutanan sosial sudah membuktikan bahwa Jawa Timur mampu mencapai target perhutanan sosial terbanyak dibanding Provinsi lainnya di Pulau Jawa, dan untuk hal tersebut Gubernur Jawa Timur telah memperoleh apresiasi penghargaan tersendiri dari Menteri LHK di Tahun 2021 lalu," beber dia.
Ia juga menambahkan bahwa kedepan, penyuluh kehutanan harus bisa menjadi agen pelaksana komitmen Indonesia FOLU Net-Sink 2030, dimana pemerintah telah menetapkan bahwa pada tahun 2030 Indonesia harus menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dari Business As Usual dan bisa mencapai 41% lebih rendah apabila ada dukungan dari international.
"Dari target penurunan emisi 41% tersebut, 24,1% berasal dari sektor kehutanan, artinya sektor kehutanan memiliki porsi terbesar, yakni 60% dari total kewajiban Indonesia untuk menurunkan emisinya," katanya.
Baca juga: Mendagri Tunjuk Adhy Karyono Gantikan Khofifah, jadi Pj Gubernur Jatim