jatimnow.com - Naiknya harga tepung tapioka yang merupakan bahan baku pembuatan kerupuk mentah dikeluhkan perajin di Dusun Segodorejo, Desa Segodorejo Kecamatan Sumobito, Kabupaten Jombang.
Semula harga per kilogram tepung tapioka ini di kisaran Rp6.000, namun kini mengalami kenaikan sebesar Rp2.000, atau menjadi Rp8.000 per kilogramnya.
Kondisi ini membuat perajin kerupuk harus pintar-pintar memutar otak agar kerupuk mentah tetap laku dijual tanpa harus menaikkan harga.
Baca juga: Komisi B DPRD Jatim Dukung Prabowo Hapus Kredit Macet UMKM
Hari (31), salah satu perajin kerupuk asal Segodorejo mengaku setiap harinya ia membutuhkan 200 kg tepung tapioka untuk memproduksi kerupuk mentah.
"Sekali produksi membutuhkan 200 kg tepung, nanti bisa dijadikan kerupuk mentah 250 kg," kata pelaku UMKM ini, Kamis (29/12/2020).
Ia mengaku jika akhir-akhir ini harga tepung tapioka naik. Semula harga per 200 kg tepung tapioka untuk sekali produksi itu, di kirasan Rp1,2 juta. Kini naik menjadi Rp1,6 juta.
"Biasanya 100 kg seharga Rp600 ribu, kalau sekarang naik jadi Rp800 ribu, per 100 kg," paparnya.
Baca juga: Cara PKB Berdayakan Perempuan Jatim di IWF 2024
Untuk menghadapi kondisi ini, biasanya perajin kerupuk mentah menyiasati dengan cara mengubah ukuran kerupuknya. Langkah ini lebih realistis dibandingkan harus menaikkan harga.
"Kalau dinaikkan harganya sulit untuk dijual. Solusinya ukuran kerupuk yang dikurangi," tegasnya.
Ia mengaku harga jual kerupuk mentah di pasar dijual Rp14.000 per kilogramnya. Dan untuk sekali produksi perajin bisa meraup omzet sekitar Rp3,5 juta.
Baca juga: Metamorfosis Rati di Kepompong Pertamina
"Harga per kilogram kerupuk mentah ini Rp14 ribu, kalau sekali produksi ya biasanya bisa menghasilkan 250 kilogram kerupuk mentah. Jika dikonversi ke uang, sekitar Rp3,5 juta," paparnya.
Untuk itu, ia berharap pada pemerintah agar harga tepung tapioka bisa kembali normal seperti semula.
"Ya harapannya harga tepung normal lagi," pungkasnya.