jatimnow.com - Angka kemiskinan di Kota Surabaya mengalami penurunan 83,1 persen, yang sebelumnya 1,3 juta jiwa kini menjadi 219.427 jiwa. Ini sekaligus menjadi catatan keberhasilan di akhir tahun 2022 Kota Pahlawan, dalam mengentaskan kemiskinan.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan, penurunan jumlah warga miskin itu tercatat sejak satu tahun terakhir.
"Total keluarga miskin di Surabaya 219.427 jiwa dan jumlahnya turun drastis," kata Wali Kota Eri Cahyadi, Kamis (29/12/2022).
Baca juga: Pemkot Surabaya Terbitkan Surat Perintah Mencoblos di Pilkada Serentak 2024
Meskipun, lanjut Eri, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya juga akan tetap berusaha mengentaskan 219.427 jiwa atau 75.069 KK agar lepas dari status kemiskinan.
"75.069 ditarget kelar satu tahun. Kita bergerak bersama dengan RW-nya. Karena saya menginginkan membangun Surabaya ini dengan guyub rukun," ungkapnya.
Menurut Eri, pihaknya juga akan turut memastikan bahwa intervensi yang diberikan pemkot tak hanya dilakukan kepada warga miskin.
Lebih dari itu, akan dilakukan terhadap warga yang rentan atau pra miskin. Keduanya digadang akan menerima bantuan berupa seragam, sekolah gratis, BPJS Kesehatan hingga pekerjaan.
"Kita sentuh yang rentan miskin atau pramiskin agar tidak menjadi miskin. Tapi, kalau keluarga miskin, kita berikan tambahan seperti bantuan PKH (Program Keluarga Harapan) dan macam-macam," terangnya.
Baca juga: Pemkot Surabaya Raih Predikat Badan Publik Informatif KI Jatim Award 2024
Dengan demikian, pemkot juga berupaya menambah penghasilan agar warga miskin dan rentan miskin ini ekonominya meningkat.
Salah satunya, dengan mengalokasikan anggaran Rp3 triliun pada tahun 2023 untuk program kerja bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan diharapkan mampu mengangkat ekonomi dari keluarga miskin.
"Kita angkat (ekonominya) agar tidak menjadi miskin dalam satu tahun ke depan. Sehingga orang Surabaya tidak njagakno (menggantungkan) bantuan saja. Tapi bagaimana dia bisa berusaha dan lepas dari kemiskinan," ungkapnya.
Sementara, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya Anna Fajriatin menjelaskan faktor penyebab kemiskinan di Surabaya ini turun, salah satunya adanya intervensi pemkot dengan program padat karya.
Baca juga: Komitmen Berkelanjutan, Pemkot Surabaya Wujudkan Pemerataan Layanan Kesehatan
"Penurunan terjadi setelah diberikan intervensi dan kemudian dilakukan check in lagi pendataan warga dengan kriteria atau indikator terkait dengan keluarga miskin," rinci Anna.
Tentunya capaian ini sebelumnya telah melibatkan banyak pihak, dengan verifikasi data warga miskin yang dilakukan oleh RT/RW, lurah, Kader Surabaya Hebat (KSH) hingga warga setempat.
"Ada proses verifikasi yang kemarin dilakukan berdasarkan usulan warga, dari KSH, RT dan RW," pungkasnya.