jatimnow.com - Riyatno Abiyoso menjadi bintang kemenangan Persik Kediri di dua laga terakhir melawan Bhayangkara FC dan Madura United. Berangkat dari bangku cadangan, eks penggawa Persela Lamongan itu mencetak dua gol berkelas.
Tak banyak yang mengetahui sepak terjang pemain kelahiran Purworejo, 18 Januari 1999 ini. Nyatanya ia pernah ingin menjadi buruh pabrik setelah lulus dari bangku SMK di kampung halamannya Purworejo, Jawa Tengah. Pemain bernomor punggung 22 itu sempat ragu dengan masa depannya di dunia sepak bola.
“Saya itu inginnya setelah lulus SMK kerja di sebuah perusahaan. Tapi pada saat itu (tahun 2017) ada turnamen kecil di Salatiga. Kebetulan saya lawan tim yang sedang persiapan Liga 3 Regional Kalimantan Tengah. Terus saya diajak ikut Liga 3, dan nggak tahu Liga 3 itu liga apa,” ujarnya usai latihan di Stadion Brawijaya Kediri, Jumat (27/1/2023) sore.
Baca juga: Jelang Lawan PSIS Semarang, Persik Kediri Dihantui Rekor Buruk di Kandang
Di tengah kebingungan Abiyoso, pelatihnya sempat meminta izin orang tuanya di Purworejo. Hingga akhirnya dia sempat bergabung ke sebuah tim peserta Liga 3.
Sampai kompetisi selesai tahun 2017, Riyatno Abiyoso kembali mendaftar ke pabrik di bidang mesin melalui Balai Latihan Kerja (BLK) sesuai cita-citanya.
Abiyoso pun sudah diterima oleh perusahaan di Cikarang, Jawa Barat. Namun sang pelatihnya, Nanda, kembali merayunya.
“Saya waktu itu sudah bilang, kayaknya saya nggak mau karena saya nggak tahu jenjang ke depannya bagaimana di dunia sepak bola. Kecuali coach ini mau ke rumah saya izin ke orang tua,” tambahnya.
Singkat cerita, Abiyoso kembali mencoba peruntungannya di dunia sepak bola setelah Nanda menemui orang tuanya. Persis seperti mempelai pria yang hendak melamar gadis pujannya.
Dia kemudian mengikuti seleksi PSIS U-19. Namun, Abiyoso tidak terpilih. Dia terus mencoba dan mencoba. Hingga akhirnya rezeki itu datang. Ia diawari berganung dengan Persela Lamongan.
“Alhamdulillah pas di Persela itu saya lolos (seleksi),” tambah Abi.
Di Lamongan ini lah Abiyoso benar-benar digembleng oleh Didik Ludianto, pelatihnya di Persela. Tak sekadar ilmu di lapangan, Abiyoso juga diajarkan tentang kedisiplinan dan kemandirian.
Baca juga: Tiket Laga Kandang Persik Kediri Kini Dijual di Sejumlah Coffee Shop, Ini Daftarnya
Ia bahkan tak segan untuk bersusah-susah dahulu dengan tinggal seorang diri di rumah kosong yang diberikan Didik. Saat itu Didik hanya memberinya kompor dan panci untuk memasak. Abiyoso pun berhasil melewati ujian itu.
Didik sangat yakin dengan kemampuan Abiyoso. Itu sebabnya ia tak ragu untuk mengorbitkan bintang mudanya ke tim senior di musim 2018/2019.
Di momen ini, dia kembali berjuang. Di pertandingan awal, Abiyoso belum mendapatkan menit bermain lebih. Hingga akhirnya badai cedera datang di 10 pertandingan terakhir yang harus dilewati Laskar Joko Samudro, ditambah banyaknya akumulasi kartu. Dia pun ‘terpaksa’ dimainkan.
“Saya akhirnya diberi kesempatan di 10 pertandingan terakhir. Alhamdulillah dua pertandingan terakhir itu saya mencetak gol terus. Di 2021 masih di Persela, tapi kompetisi sempat tertunda. 2022 saya tetap di Persela, alhamdulillah saya ketemu pelatih Iwan Setiawan yang percaya sama saya dan memberi banyak menit bermain,” akunya.
Di musim terakhirnya di Persela, Abiyoso terus menunjukkan kematangannya. Hingga akhirnya dilirik Persik Kediri di akhir musim lalu.
Baca juga: Persik Kediri Waspadai Serangan Balik PSM Makassar, Marcelo Siapkan Jurus Jitu
Bermain di 30 laga sepanjang 2.126 menit, Abiyoso mencatatkan 4 asisst dan 2 goal. Performa sang pemain di sepanjang kompetisi itulah yang membuat Macan Putih gerak cepat memboyongnya ke Kediri di era Javier Roca.
Di dua laga terakhir bersama Persik Kediri, melawan Bhayangkara FC dan Madura, Riyatno Abiyoso tampil cukup emosional. Berangkat dari bangku cadangan, Abiyoso bermain luar biasa dan mencetak gol-gol spektakuler.
Bukan tanpa alasan, dua laga terakhir itu menandai kembalinya pemuda yang dulunya bercita-cita sebagai buruh pabrik ke lapangan setelah dibekap cedera panjang.
Dia pun mengaku cukup bangga bisa bermain di Kediri. Dua golnya dipersembahkan untuk tim pemilik dua bintang tersebut.
“Saya senang di sini. Suasana nyaman, terutama kawan-kawan di skuad Persik Kediri. Apalagi anak-anak lokal Kediri. Ya alhamdulillah ternyata sekarang rezekinya di sini. Jadi pemain bola,” terangnya.
Riyatno pun bertekad memberikan kontribusi yang terbaik untuk tim, demi lolos dari zona merah di akhir musim nanti