jatimnow.com - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menampilkan media pembelajaran khusus murid sekolah dasar.
Media pembelajaran yang berbentuk komik itu dibuat mahasiswa semester tiga yang menempuh mata mata kuliah media pembelajaran dan ICT.
Menurut Dekan FKIP Unusa, Dr. M. Thamrin Hidayat bahwa saat ini murid sekolah dasar lebih cepat memahami pelajaran yang menggunakan media pembelajaran komik.
Baca juga: Polisi Gerebek Kampung Narkoba di Jalan Kunti Surabaya, 25 Orang Ditangkap
"Dengan gambar anak bisa lebih memahami pelajaran yang sedang dipelajari saat ini. Jadi anak sekarang lebih suka dan tidak mudah bosan, jika pembelajarannya dalam bentuk gambar," ujar Thamrin di sela acara Nusa Creative Competition (NCC) Vol 2, Minggu (29/1/2023).
Pelajar sekolah dasar, lanjutnya, suka pengetahuan yang kongkrit. Sehingga pelajar SD ini dengan mudah memahami gambar dari pada naskah atau literatur tulis.
"Dari ini, kita harus bisa menyesuaikan untuk media pembelajaran gambar melalui komik," lanjut Thamrin.
Baca juga: Menteri ATR/BPN - PWNU Jatim Teken Kerja Sama Sertifikat Tanah Wakaf
Thamrin menjelaskan pembelajaran dengan menggunakan media komik ini menjadi salah satu hal yang harus dikuasai oleh calon guru sekolah dasar.
"Sehingga nantinya pembelajaran ini masuk dalam materi yang akan ditempuh mahasiswa di Pendidikan Profesi Guru (PPG). Sebelum itu, mahasiswa Unusa harus bisa menguasai dalam media pembelajaran komik ini," ucapnya.
Salah satu mahasiswa PGSD, Marsya Rosyidah menjelaskan media komik ini dibuat oleh mahasiswa Unusa berdasarkan pelajaran yang dipelajari di tingkat sekolah dasar. Dengan sentuhan animasi dari komik, harapannya bisa membuat siswa lebih memahami pelajaran.
Baca juga: Arus Peti Kemas TPS Naik 9,77 Persen Hingga Oktober 2024, Ekspor-Impor Tetap Stabil
"Seperti pelajaran toleransi, jadi siswa bisa memahami apa itu toleransi dan langkah apa yang dilakukan untuk memahami arti toleransi yang memang mudah dipahami melalui gambar," ungkapnya.
Marsyah mengatakan ia memang mencari cerita yang mudah dipahami ke dalam media pembelajaran komik.
"Setelah menemukan jalan ceritanya, saya dan tim mencari karakter yang sesuai dan terciptalah karakter untuk dituangkan dalam bentuk komik," ujarnya.