jatimnow.com - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur mendesak Ali Muchtar Ngabalin, Staf Kantor Kepresidenan untuk meminta maaf secara terbuka kepada sesepuh Muhammadiyah. Sebab, ia dituding telah menghina Amien Rais, yang juga sesepuh dari Muhammadiyah.
"Ngabalin mengatakan, 'Mulut Amien Rais Kayak Comberan', jelas tidak mencerminkan sikap politik santun beradab dan budaya ketimuran yang saling menghoramati dan ada unggah ungguh dengan orang tua" ujar Sholikhul Huda, Wakil Ketua Pimpinan Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur melalui siaran pers yang diterima jatimnow, Kamis (9/8/2018).
Sholikhul menerangkan, mencermati berita di TV dan media online terkait dinamika politik pencapresan pada pemilu yang akan datang antara poros Jokowi dan poros Prabowo, pihaknya menyayangkan omongan politisi senior Ali Mochtar Ngabalin yang mengatakan "Mulut Amin Rais Kayak Comberan".
Baca juga: KHM Trenggalek Pertanyakan Alasan PP Muhammadiyah Terima Konsesi Tambang
"Ujaran ini seharusnya tidak layak keluar dari seorang Pak Ali Mochtar Ngabalin sebagai politisi senior dan sesama Aktivis Muslim. Berbeda pandangan politik adalah hal wajar, tetapi harus tetap saling menghormati," ujarnya.
Menyikapi fenomena tersebut kata Sholikhul, Angkatan Muda Muhammadiyah Jawa Timur meminta kepada Bapak Ali Muchtar Ngabalin untuk meminta maaf secara terbuka terkait ujaran kebencian kepada Amin Rais selaku sesepuh Persyarikatan Muhammadiyah. Apa yang dilakukan politisi senior itu mencederai perasaan warga Muhammadiyah.
"Ujaran Pak Ngabalin Justru cenderung memantik permusuhan dan menebar ujaran kebencian (Hate Speach). Juga merusak nama baik Amin Rais," ujarnya.
Staf pengajar Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surabaya ini mengatakan, Muchtar Ngabalin, politikus yang selalu mengenakan simbol Islam itu, dinilai sangat tidak pantas menyerang pribadi seseorang, lebih-lebih kepada mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah juga tokoh reformasi dan mantan Ketua MPR Republik Indonesia.
"Menurut kami, pernyataan Bapak Ngabalin sangat tidak pantas diucapkan," tegasnya.
Pria yang juga sebagai Ketua Forum Komunikasi Dosen Jatim itu tidak menampik adanya perbedaan sikap politik. Hal itu, merupakan hak setiap warga dan dijamin Undang-undang. Dinamika Politik terutama tarik- menarik koalisi pengusung calon Presiden dan Wakil Presiden, poros Jokowi dan Probowo sebuah kelumrahan.
Tetapi, manakala sudah menyerang kepribadian seseorang tentu patut diluruskan.
Baca juga: Ketua Muhammadiyah Ajak Ratusan Seniman dan Budayawan Kemah di Batu, Ada Apa?
"Kita boleh berbeda tapi tidak kemudian bebas ngomong seenaknya sendiri, menyinggung perasaan orang lain," terangnya.
Karena itu, Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur mendesak Ngabalin supaya meminta maaf secara terbuka kepada Amin Rais selaku sesepuh Muhammadiyah.
"Omongannya sudah masuk pada ranah pencemaran nama baik dan ujaran kebencian," katanya.
Mestinya politisi sekelas Ngabalin memberikan contoh bagaimana politik beradab dan beretika.
Pihaknya pun menunggu iktikad baik dari saudara Ngabalin notabene sesama muslim untuk menyampaikan permohonan maaf ke sesepuh Muhammadiyah, Amin Rais.
Baca juga: Jubir Menhan: Demokrasi Berjalan Baik Jika Pendidikan Ditingkatkan
"Jika tidak dihiraukan maka Pemuda Muhammadiyah Jawa Timur akan melakukan upaya jalur hukum," tegasnya.
Reporter: Jajeli Rois
Editor: Erwin Yohanes