jatimnow.com - Muhammad Yani, ayah MR (20), mahasiswa politeknik di Surabaya timur yang meninggal dunia diduga dianiaya dan dikeroyok seniornya mengaku kecewa dengan pihak kampus.
Itu lantaran Yani baru diberi kabar setelah dua jam kematian anaknya.
"Saya lihat anak saya di kamar mayat rumah sakit. Dikabari sudah meninggal. Waktu dikabari dua jam dari meninggalnya. Dari pihak poltek itu mengabari keluarga dua jam lebih. Ngapain dalam tenggang dua jam tidak langsung kabari keluarga," ungkap Yani kepada jatimnow.com, Senin (6/2/2023).
Baca juga: Ini Sosok Galang Mahasiswa IPB yang Meninggal di Pulau Sempu Kabupaten Malang
Saat di kamar mayat Rumah Sakit Bhayangkara di Surabaya itulah Yani melihat kondisi tubuh anaknya penuh luka.
Baca juga: Truk Terguling Hindari Kucing, Divonis 2 tahun, Mahasiswa Tewas
"Kondisi jenazah bibir robek, bengkak, memar di seluruh badan, leher, pipi itu kelihatan," terangnya.
Dan setelah melihat sejumlah luka pada tubuh anaknya itu, Yani langsung menuju Polsek Gununganyar untuk membuat laporan polisi.
Baca juga: Sederet Fakta di Balik Kasus Penganiayaan Mahasiswa Poltekpel Surabaya
"Laporannya langsung setelah dari RS Bhayangkara," tambah dia.
Laporan itu kemudian diterima dan kasusnya kini dalam penyelidikan Polsek Gununganyar dibackup Satreskrim Polrestabes Surabaya.