jatimnow.com – Tiga hari terakhir ini, warga Ponorogo digegerkan dengan munculnya berbagai berita atau isu tentang model Reog palsu berbahan kardus yang akan tampil di ajang Asian Games 2018.
Selain itu, muncul pula petisi di change.org tentang penolakan untuk memakai model Reog palsu berbahan kardus di acara pembukaan Asian Games 2018. Petisi itu ditargetkan ditandatangani oleh 5.000 orang.
Baca juga: Pemotor Arogan Penantang Duel Perwira Polisi di Kediri Dievakuasi Satpol PP, Ternyata…
Hingga saat ini, Sabtu (11/8/2018), pukul 13.00 Wib, petisi itu sudah ditandatangani oleh 3.840 orang. Petisi itu terus bertambah menuju angka 5.000.
Petisi tersebut dibuat oleh Marsono Demhank dan disampaikan kepada Presiden Inasgoc (panitia Sea Games 2018), Joko Widodo, dan Gubernur DKI Jakarta.
Marsono pun menuliskan pengantar petisinya itu di change.org. Berikut isinya:
Copas dari status di postingan Arsip Reyog Ponorogo di Group FB Majapahit.
https://www.facebook.com/groups/abiyasanusantara/permalink/2003190096392698/
Mohon dukungan untuk menolak penampilan barongan dadak merak reyog ponorogo KW/abal-abal (terbuat dari kardus) dalam ajang Asian Games.
saat ini tengah menunggu hasil setelah diadakan mediasi antara KRP (komunitas reyog ponorogo) dengan inasgoc (panitia asian games).
sangat merendahkan seniman reyog, orang ponorogo dan seluruh warga Indonesia karena inasgoc akan menampilkan reyog ponorogo bohongan bukan yang sebenarnya di acara internasional yang akan dililiput dan tayang televisi se dunia terutama negara asia, karena sejatinya perangkat barongan reyog terbuat dari bahan-bahan alami seperti rotan, bambu, kayu, kulit hewab/bulu merak yang rontok serta pernak-pernik yang rumit dengan total berat hampir 60kg.
sebelumnya sebanyak 200 barongan dadak merak reyog ponorogo dengan diberi nama negara tamu pernah menyambut dari ratusan berbagai negara dalam acara internasional un habitat 3 2016 di surabaya yang membuat berbagai tamu negara terpukau.
foto 1 : pembuatan masal barongan reyog kardus untuk asian games
foto 2 : ratusan barongan reyog sungguhan di acara un habitat III di surabaya.
Baca juga: Pemotor Arogan Tantang Duel Perwira Polisi di Kediri, Ngaku Anak Letkol
Beberapa masyarakat yang menandatangani petisi itu juga menyertakan beberapa alasannya. Salah satunya yang disampaikan oleh Hanum Rochman.
“Saya menandatangani petisi ini sebab saya orang asli Ponorogo. Dimana kesenian khas berupa Reyog Ponorogo sudah seharusnya dilestarikan secara asli. Bukan ditampilkan berupa tiruan di ajang yang bergengsi seperti Asian Games,” tulisnya di petisi itu.
Bahkan, petisi itu mengundang berbagai reaksi, termasuk dari Seniman Reyog Ponorogo. Salah satunya dari Wisnu Hadi Prayitno.
Ia menjelaskan bahwa sudah berusaha mengklarifikasi kebenaran Reog kardus kepada seniman yang ikut ke Asian Games.
"Kebetulan itu ada dosen saya kuliah, teman saya kuliah juga. Saya mulai komunikasikan kepada mereka," terang Wisnu kepada jatimnow.com, Sabtu siang.
Berdasarkan informasi dari asisten Koreografi, Danang mengatakan yang ditampilkan bukan Reog kardus, bukan pula sterepfrom. Namun, Reog itu berupa kain yang kemudian dilukiskan menjadi dadak merak.
Baca juga: Viral Peternak Sapi Perah Buang Susu, Pakar UM Surabaya: Kelemahan Sistemik
"Itu nanti akan ditampilkan dengan yang lain. Jadi, satu sisi tampil bunga. Sisi lain tampil Reog," katanya.
Namun begitu, ia mengira ada miss komunikasi antara panitia dan seniman Reog. Apalagi, Reog hanya tampil 32 detik dari penampilan tersebut.
"Kalau penjelasan panitia demikian. Ini promo gratis sebenarnya. Saya harap Reog tetap tampil. Mari komunikasikan dengan panitia," pungkasnya.
Reporter: Mita Kusuma
Editor: Arif Ardianto