jatimnow.com - Pimpinan Majlis Taklim Syabab Annabawy Kota Surabaya, KH Ahmad Nasrochudin mengapresiasi meningkatnya kembali kepercayaan publik kepada Polri di angka 70,8 persen, berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia periode Februari-Maret 2023.
"Alhamdulillah, saya dengar hari ini indeks kepercayaan rayat republik Indonesia mencapai 70,8 persen. Ini artinya, masyarakat sudah banyak menikmati kinerja Kepolisian Republik Indonesia," ujar KH Ahmad Nasrochudin, Selasa (28/3/2023).
Dia juga mengapresisasi setinggi-tingginya atas kinerja Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang telah bekerja keras terhadap organisasi yang dipimpinya.
Baca juga: Jatim Digifest Digelar di Tuban, Indikator Digitalisasi Segala Sektor
"Semoga kerja keras Kapolri bisa menjadi spirit dan menjadi inspirasi oleh anggotanya diberbagai jenjang," kata kiai yang akrab disapa Gus Nas ini.
Diketahui, survei Indikator Politik Indonesia terhadap Polri dilakukan pada 9-16 Februari 2023 dengan jumlah sampel 1.220 orang. Pengambilan sampel dilakukan menyeluruh di semua provinsi dan terdistribusikan secara proporsional dengan sistem random sampling.
Adapun jumlah responden mencapai 1.200 dengan margin of error lebih kurang 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen. Responden terpilih dilakukan wawancara lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Baca juga: Kemenkumham Jatim Raih Predikat Terbaik I Kinerja Penegakan dan Layanan Hukum KI
Hal senada disampaikan Pakar Komunikasi Universitas Airlangga (Unair), Dr Suko Widodo. Menurutnya, pencapaian itu bukan hal mudah di tengah banyaknya kasus yang menimpa Polri. Namun justru di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit, Polri bisa melewati titik kritis.
Sehingga mampu melahirkan impression cukup bagus, apalagi di tengah netizen yang sekarang menjadi juri dari sebuah aktivitas lembaga, sehingga pejabat mendapatkan sorotan yang luar biasa.
"Capaian ini membanggakan tapi perlu dicatat, tidak cukup berhenti di situ. Jika fungsi pengayom masyarakat, maka harus lakukan lebih dari itu. Hari ini dan hari esok akan lebih banyak destrupsi seperti ini yang akan dihadapi, sehingga yang perlu terus dipacu sehingga yang berkualitas bukannya SDM tapi juga manajemen pelayanan publik," urai Suko.
Dia mencontohkan saat ini serba digital bahkan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dijalankan, maka Polri harus lebih cepat l, karena biasanya penjahat jauh melewati teknologi pencurian, sehingga polisi harus bisa lebih memahami.
Baca juga: Pemkot Mojokerto Raih Penghargaan Platinum untuk Kinerja dan Governansi Istimewa
"Tantangan ke depan Pak Listyo beserta jajarannya harus melakukan yang talah dilakukan pada tahun 80'an yang dalam buku disebutkan sebagai data-driven decision jadi base on data pada tahun 80 an itu telah dibergerakkan. dan sekarang jika konsisten dilakukan maka polisi akan dimudahkan kinerjanya menghadapi perubahan tantangan ke depan," urainya.
Suko juka menguraikan kelebihan polisi adalah ketika semua lembaga sibuk promotif, pada bulan Desember hingga ke sini, kepolisian melakukan pendekatan strategi komunikatif. Di mana hal itu lebih mendengarkan kliennya, audiens dan mengapsorsi. Di situlah data diambil setelah itu bertindak.
"Jadi tidak bertindak yang ada dalam pikirannya, tetapi memahami dulu kemudian bertindak. Polisi yang mengayomi rakyat itu, yaitu memahami dulu kemudian menyerap, menganalisis, selanjutnya melakukan agar presisi," pungkasnya.