jatimnow.com - Sampah berserakan di sekitar Pelabuhan Muncar Banyuwangi saat libur lebaran Idul Fitri 2023. Sampah plastik bekas makanan dan minuman tampak memenuhi pelabuhan ikan itu.
Tak hanya di satu titik, sampah berserakan terlihat bersanding bersama wisatawan di sejumlah titik. Paling banyak di titik di mana wisatawan menghabiskan waktu berlebaran di pelabuhan ikan terbesar di Indonesia itu.
Diketahui, pelabuhan ini menjadi jujugan sebagian wisatawan yang berkunjung ke wilayah Muncar. Mereka sekedar melihat pemandangan ratusan perahu sandar ataupun menikmati semilir angin pantai.
Baca juga: TPA Klotok Overload, Pemerintah Kota Kediri Siapkan Lahan Baru Seluas 6 Hektare
Namun banyaknya sampah membuat sebagian pengunjung gusar. Alih-alih berwisata, mereka justru disuguhi pemandangan tak sedap dibalik keindahan panorama yang ditawarkan.
"Tempatnya sebenarnya nyaman, hanya saja di beberapa titik ada sampah berserakan," ujar Yuli Widastuti (32), wisatawan asal Desa Tegalarum, Kecamatan Sempu kepada jatimnow.com, Kamis (27/4/2023).
Yuli turut menyayangkan kondisi tersebut. Padahal, Pelabuhan Muncar bisa menjadi alternatif wisata yang murah meriah di wilayah Muncar.
"Ini untuk masuknya saja tidak ditarik biaya. Di dalam juga bisa jajan, karena banyak pedagang. Sayang jika kotor karena banyak sampah," terang dia.
Baca juga: TPA Pakusari Jember Terima 197 Ton Sampah Per Hari, Jumlahnya Terus Naik
Persoalan sampah di area Pelabuhan Muncar sudah menjadi masalah tahunan. Bahkan di utara pelabuhan itu, ada sampah menumpuk.
"Sudah pernah diupayakan untuk dibersihkan oleh masyarakat, pemdes sampai provinsi," ungkap Sudomo, Pengurus Pokmas Sejahtera, Desa Kedungrejo, Kecamatan Muncar.
Hanya saja, lanjut dia, upaya pembersihan hanya dilakukan dengan mengumpulkan sampah-sampah yang berserakan di satu titik. Namun, sampah yang tidak dikumpulkan itu tidak segera ditangani.
Baca juga: Pengelolaan Bank Sampah dengan Sistem Informasi Manajemen Berbasis Teknologi
"Akibatnya, tersapu ombak dan kembali ke laut. Kemudian, mengotori pantai di sekitarnya," imbuhnya.
Menurut Sudomo, perlu adanya sinergitas dan kerja sama yang baik dalam menangani permasalahan sampah di area tersebut.
"Masyarakat, pemdes, kecamatan, kabupaten, bahkan sampai di tingkat provinsi perlu bekerja sama. Jangan sampai permasalahan sampah ini terjadi sampai berlarut-larut dan membuat pengunjung jadi tidak nyaman," tandasnya.