jatimnow.com - Masyarakat empat desa di Kecamatan Campurdarat, Tulungagung menggelar tradisi ulur-ulur di Telaga Buret.
Tradisi tersebut merupakan warisan leluhur dan menjadi salah satu upaya menjaga kelestarian sumber air dan hutan di Telaga Buret. Air di telaga tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga di Desa Sawo, Ngentrong, Gedangan dan Gamping.
Upacara diawali dengan arak-arakan ratusan masyarakat dengan membawa aneka sesajen yang diletakkan dalam tandu. Mereka kemudian meletakan sesajen di depan dua arca yang merupakan perwujudan dari Dewi Sri dan Joko Sedono. Kedua arca ini dipercaya sebagai simbol kemakmuran petani.
Baca juga: Video: Mengenal Tradisi Manten Kucing, Ritual Meminta Hujan di Tulungagung
Arca tersebut dimandikan dan diberi hiasan berupa mahkota dari janur, serta kalung ronce bunga melati. Beberapa perwakilan kemudian menaburkan bunga di atas telaga.
Baca juga: Festival Endhog-endhogan, Cara Banyuwangi Peringati Maulid Nabi Muhammad SAW
Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Telaga Buret, Karsi Nero mengatakan tradisi tersebut selalu digelar pada Jumat Legi pada Bulan Selo dalam sistem kalender jawa.