jatimnow.com - Gerakan Pangan Murah di Pasar Induk Surabaya Sidotopo (PISS) disambut antusias warga. Warga bahkan datang sejak pagi pukul 07.00 WIB, sebelum pasar murah dibuka.
Total ada 3000 warga yang memanfaatkan program yang bersinergi dengan Pemkot Surabaya tersebut. Jumlah bahan pokok (bapok) yang dijual antara lain, dari RPH Surabaya daging 3 kuintal, 10 ton beras dari Bulog, 10 ton gula dari Kebon Agung, 100 dus minyak goreng (migor) dari Indomarco, 150kg telor, cabai rawit, cabai besar, bawang putih, bawang merah, kentang, serta anek buah.
General Manager PISS, Rahayu Trisila mengungkapkan, kegian PISS kali ini merupakan bentuk partisipasi PISS terhadap pemulihan ekonomi menjelang Hari Raya Idul Adha 2023.
Baca juga: Video: Pedagang Bongkar Rahasia Cabai di PISS Segar Tahan Lama
"Jadi menjelang hari raya kurban besok, PISS berkomitmen bahwa kesejahteraan dan nuansa lebaran ini bisa dirasakan oleh seluruh warga," ujar Trisila, sapaan akrabnya, Senin (26/6/2023).
Baca juga: Pedagang Bongkar Rahasia Cabai di PISS Segar Tahan Lama
Menurut Trisila, Gerakan Pangan Murah di Surabaya ini mendapat antusiasme yang luar biasa dari warga. Banyak warga yang mengaku berterima kasih.
"Antusiasnya luar biasa, hanya butuh dua jam, ludes," beber dia.
Ia menambahkan, kegiatan kali ini juga disupport oleh Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA). Menurut dia, gerakan tersebut dilakukan secara masuf di tingkat nasional.
Baca juga: Apa Kabar PISS? Pedagang: Lapak Gratis, Hanya Bayar Listrik Rp150 Ribu
Namun khusus di Surabaya, digelar di Pasar Induk Surabaya Sidotopo dan acara ini hanya digelar selama sehari. Di lokasi, Pemkot Surabaya bersama stakeholder terkait juga menyiapkan sejumlah sembako murah untuk bisa dibeli oleh warga Surabaya.
"Tujuan acara ini memang untuk menekan inflasi dan menstabilkan harga menjelang Hari Raya Idul Adha 1444 hijriah. Apalagi, barang-barang yang kita jual ini pasti lebih murah dibandingkan harga di pasaran, karena kita langsung dari petaninya dan distributor pertamanya,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti.