Ini Rupanya Makna Suroan dalam Budaya Jawa

Kamis, 20 Jul 2023 07:10 WIB
Reporter :
Haryo Agus
Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Puji Karyanto. (Foto: Puji for jatimnow.com)

jatimnow.com - Memperingati Malam Satu Suro atau yang biasa disebut Suroan merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan orang Jawa dengan kepercayaan menyucikan diri dan menghindarkan dari bahaya. Dalam tradisi Suroan, orang Jawa biasa melakukan jamasan atau menyucikan diri dan menyucikan jimat/keris.

Namun apa makna sebenarnya dari Suroan?

Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga (Unair), Puji Karyanto menjelaskan, bahwa tradisi Suroan merupakan cara orang Jawa menghargai sakralitas waktu. Artinya, menjadikan waktu-waktu tertentu yang dianggap penting atau sakral sebagai suatu perayaan.

Baca juga: Kebakaran Hanguskan Uang Rp 400 Juta, 5 SDN Ponorogo Tidak Dapat Siswa, Makna Suroan dalam Budaya Jawa

"Jadi orang Jawa sangat percaya pada tata alam sakral karena meyakini bahwa hidupnya sebagai mikrokosmos itu tak terlepas dari makrokosmos besar yang menjadi bagian dari dirinya," jelasnya.

Perayaan Satu Suro dalam tradisi Jawa banyak yang menggunakan hal mistis atau klenik seperti jamasan atau mencuci keris dan jimat. Namun terlepas dari itu semua, perayaan Suroan mempunyai makna yang begitu dalam.

"Sebenarnya kalau persoalan mistis atau klenik itu persoalan cara pandang. Jadi kan sama bahwa sebenarnya hampir di semua budaya tidak hanya di budaya Jawa itu kan ada waktu - waktu yang disakralkan, ada waktu - waktu genting yang dianggap itu memang merupakan waktu - waktu yang butuh perlakuan secara khusus," ungkap Puji.

Baca juga: Wakil Bupati Trenggalek Hadiri Upacara Ngetung Batih di Tanggal 1 Suro

Orang Jawa mengartikan Satu Suro sebagai kegentingan pergantian waktu. Tahun baru diartikan sebagai harapan baru dan memanjatkan doa-doa baru.

\

Di lain sisi, menyucikan keris atau jimat merupakan bentuk perawatan. Barang-barang kuno seperti keris membutuhkan perawatan khusus agar tahan dan tidak rusak.

Di akhir, dosen Unair tersebut menjelaskan bahwa salah satu ciri orang Jawa itu suka dengan nguri-uri atau melestarikan budaya Jawa.

Baca juga: Pelatih Persik Kediri Pede Hadapi Dewa United, SMA Wajib Pakai Bahasa dan Busana Daerah, Ritual Jamasan Pusaka

"Agar orang Jawa tidak kehilangan kejawaannya," pungkasnya.



Ikuti perkembangan berita terkini Jawa Timur dan sekitarya di Aplikasi jatimnow.com!
Berita Surabaya

Berita Terbaru
Tretan JatimNow

Terpopuler