jatimnow.com - Krisis air bersih di Kabupaten Lamongan kian meluas. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat mencatat 15 kecamatan di Kota Soto mengalami kekeringan.
Dari data yang dihimpun, pada Sabtu (21/10/2023) lalu, kekeringan melanda 49 desa di 13 kecamatan. Namun pada Rabu (25/10/2023) ini, kekeringan makin meluas hingga 51 desa di 15 kecamatan.
Kepala BPBD Lamongan, Joko Raharto mengungkapkan kekeringan tahun ini diketahui melebihi data prediksi yang sebelumnya pihaknya hanya menetapkan 13 kecamatan siaga kekeringan.
Baca juga: Menikmati Bakso Kapok di Lamongan, Rp15 Ribu Ambil Sepuasnya
"Total sekarang meluas ke 71 dusun 51 desa di 16 kecamatan. Hal ini melebihi prediksi yang kemarin tertuang dalam SK Bupati Lamongan," kata Joko, Rabu (15/10/2023).
Dijelaskan Joko, bila ke-15 kecamatan tersebut meliputi Tikung, Sugio, Mantub, Kembangbahu, Sukodadi, Sarirejo, Modo, Biluluk, Sukorame, Kedungpring, Babat, Sambeng, Lamongan dan ditambah 2 kecamatan baru, yakni Glagah serta Deket.
"Kekeringan ini berdampak kepada 10057 kartu keluarga (KK) dan 73258 jiwa," katanya.
Baca juga: Hujan Angin Terjang Lamongan, Rumah hingga Pasar Rusak
Joko memaparkan bencana kekeringan kali ini diperiksa juga akan terus meluas, salah satu kecamatan yang disebutkan, yakni Kecamatan Karangbinangin yang mulai menunjukan tanda-tanda kekeringan.
"Belum terlalu parah, tapi sama seperti Kecamatan Deket dan Glagah dimana kualitas air masyarakat berubah menjadi payau," paparnya.
Sementara itu, BPBD Lamongan hingga kini terus melakukan suplai terhadap desa terdampak kekeringan. BPBD juga turut menggandeng sejumlah stakeholder TNI/Polri dalam penanggulangan kekeringan ini.
Baca juga: Pintu Air Kuro Lamongan Dibuka untuk Penuhi Kebutuhan Petambak
"Total suplai air hingga kini sudah 235 tangki dengan 1.204.500 liter," urainya.