Pixel Code jatimnow.com

Bapak-bapak di Kediri Gila Facebook Pro: Keblinger Dolar Nekat Jadi Konten Kreator, Berakhir Menyerah

Editor : Tim Jatimnow   Reporter : Yanuar Dedy
Ilustrasi. (Foto: AI Chat GPT/jatimnow.com)
Ilustrasi. (Foto: AI Chat GPT/jatimnow.com)

jatimnow.com - Bapak-bapak di Kediri tengah menggilai Facebook Pro. Dengan iming-iming penghasilan dolar, mereka rela berburu konten hingga tengah malam. Namun, akhirnya menyerah.

Fitur baru Facebook; Facebook Pro saat ini memang ramai jadi pembahasan. Bukan Gen Z, melainkan kalangan bapak-bapak yang setia memilih platform ini, ketimbang beralih ke yang lebih baru, Instagram, TikTok atau Threads. Fitur monetisasi, makin membuat mereka yakin pada pilihannya untuk bertahan.

Dari hanya sekadar berkeluh kesah, atau mengunggah foto diri sebagai bagian dari menjaga eksistensi, kini, mereka mulai ngonten. Memotret apa saja yang ditemui, atau jadi food vlogger dadakan tanpa modal taste seperti pak Bondan.

Salah satu pengguna Facebook Pro, saya kenalkan namanya Dadang ya, dia meminta saya tidak menyebut identitasnya secara gamblang. Usianya 53 tahun asal Kota Kediri. Dia mengaku sebenarnya telah mencoba Facebook Pro ini setahunan yang lalu, sebelum bapak-bapak di sekitarnya heboh. Iming-iming dolar diakui Dadang, sebagai alasan dia semangat ngonten.

Awal-awal dia membahas perkopian di Kediri. Empat konten dia upload, alih-alih mendapat dolar, penontonnya jauh dari harapan. Dia pun langsung menyerah, sebelum langkahnya makin terasa sia-sia.

“Saya sebenarnya sudah setahunan yang lalu mencoba. Tapi memang saya dengar ini sulit, akhirnya berhenti,” kata Dadang, dalam sebuah obrolan yang mengalir belum lama ini.

Ternyata Dadang belum kapok. Baru-baru ini, dia ngonten lagi. Semangat teman-teman seusianya di lingkungan kerja yang baru memulai, menular. Kini, dia jadi food vlogger dadakan. Saya lihat, kontennya ada review bakso, baby cumi goreng, serta es cincau yang dibumbui cerita perjuangan.

Di hampir titik nadir, sejauh ini Dadang masih cukup bersemangat. Padahal nih kalau dihitung, penghasilannya juga tidak sebanding. Dia mengakui itu.

Tanpa eksposure pasti yang bisa ditawarkan, jelas Dadang harus merogoh koceknya sendiri untuk membeli sebuah makanan yang diyakininya bakal rame views. Mari kita hitung!

Sebagai contoh, dia menyantap bakso dengan harga Rp10.000, viewsnya 1.300. Baksonya mungkin murah, tapi ternyata dolarnya 0.

“Belum dapat sama sekali, yang lain pun saya tanya juga belum dapat,” terang Dadang, sambil tersenyum.

Diakui Dadang memang sulit menjadi konten kreator. Tidak bisa sembarangan, harus fokus. Tidak kemudian satu kontennya langsung menghasilkan cuan. Hasil risetnya menyebut, pengguna Facebook justru menyukai konten dengan bumbu pendidikan. Dia pun mengaku kesulitan jika harus memenuhi pasar.

“Kalau kontennya pendidikan itu kan harus fokus. Sekarang waktunya nggak ada,” keluhnya.

Namun, Dadang tak lantas menutup akun dengan 1.1 K pengikut itu. Dia tetap ngonten. Bukan dolar, tapi untuk tetap menjalin silaturahmi dengan teman maupun kerabatnya di kolom komentar.

“Kalau sekadar hiburan dan silaturahmi tidak apa-apa, kalau duit jelas sulit. Penonton ratusan ribu aja dolarnya masih 0,” tutupnya.

Baca juga:
Bawa Kabur Kawasaki Ninja saat COD, Warga Bangkalan Ditangkap Polisi

Kata Dadang teman-temannya juga akhirnya menyerah. Kembali ke setelan awal, dia hanya perlu menjaga eksistensi. Sama dengan kumpulan bapak-bapak muda di sekitar Pasar Pamenang Pare, awalnya mereka senang akunnya terverifikasi. Tapi kemudian memilih berhenti ngonten setelah tahu viewnya tidak lebih dari jumlah warga di RTnya. Berakhir hanya untuk muji istrinya atau nulis motivasi kehidupan sebagai status.

Lain Dadang lain Anang. Dia bapak-bapak juga. Usianya 41 tahun, pegiat komunitas di desanya. Meski sama-sama mengambil segmen kuliner, sejauh ini progresnya di Facebook Pro cukup memuaskan. Tidak hanya video, foto bahkan statusnya kini ada harganya. Ya mungkin hanya nol koma nol sekian dolar. Tapi terlihat ada pergerakan di dasbornya, meski naik sangat pelan.

Mindsetnya bukan cari konten dengan beli makanan, tapi makan sambil dikontenin. Dapat dolar atau tidak, tak ada ruginya. Toh, dia tetap butuh makan.

Atau kalau harus berburu, dia memilih mengeksplorasi jajanan jadul maupun warung-warung kecil di sekitar rumahnya. Makanan murah itu ia balut dengan informasi lengkap dan cerita dari pedagangnya yang menarik.

“Kuliner yang jadul-jadul malah menarik,” kata Anang.

Sebagai pria yang aktif berkegiatan, dia juga menyajikan konten dengan informasi peristiwa di sekitarnya. Ditambah even-even olahraga di Kediri. Voli atau sepak bola kelas kampung hingga Proliga dan Liga 1.

“Memang kemarin ada konten peristiwa dan olahraga yang gede banget viewsnya, itu sangat membantu. Enggak sengaja, sampai tiba-tiba memenuhi syarat monetisasi. Kalau 1000 atau 2000 views memang sulit,” jelas Anang.

Baca juga:
Misteri Pohon Tabebuya Menangis Gemparkan Warga Kepanjen Malang

Selain dolar, kini dia banyak endorse dari UMKM dan warung-warung makanan yang menawarkan sistem barter. Konten ditukar sepiring dua piring makanan; pulang, kenyang.

Sejauh ini Anang tak masalah, justru dia senang bisa membantu pedagang-pedagang kecil meningkatkan omzet jualannya. Viewsnya rame, yang komentar banyak. Orang-orang yang penasaran langsung menyerbunya kesana.

Kata Anang ada yang lebih gila. Dia melihat ada kreator yang sampai berburu konten hingga tengah malam. Sama seperti Dadang, menurut dia pendapatannya juga mungkin tidak sebanding.

Tapi, tanpa mengecilkan semangat mereka, Anang melihat bukan tak mungkin kok content creator, bapak-bapak biasa sekalipun bisa sukses di Facebook Pro. Banyak contoh content creator yang telah meraup jutaan bahkan ratusan juta.

Kuncinya memang harus sabar, konsisten dan menemukan sesuatu yang menarik untuk bisa disajikan ke para pengikut mereka.

Untuk diketahui, Facebook Pro adalah fitur baru Facebook yang memungkinkan pengguna mengubah profil pribadi mereka menjadi profil profesional, membangun eksistensi publik hingga memonetisasi konten.

Syaratnya yang tidak terlalu sulit, memungkinkan mereka untuk bergabung di mode ini. Pengguna bisa mendapatkan dolar dari iklan di reels, iklan in-stream dan langganan.